Harga emas dunia akan sentuh US$450 per ounce
JAKARTA (Pers Biro): Bisnis,
Pierre Lassonde, President Newmont Minning Corp mengatakan harga logam mulia tersebut bahkan berpeluang untuk terus menguat, hingga di luar kisaran tersebut karena minimnya gambaran terhadap pergerakan mata uang dolar dan ekonomi AS.
Menurut Lassonde, perusahaan yang berbasis di
"Saya perkirakan banyak perusahaan emas yang akan menyatakan bankrut seiring dengan menguatnya harga emas," ujar Lassonde sepeti dikutip Reuters.
Dia menjelaskan perhitungan pembukuan perusahaan yang sudah dilakukan berdasarkan penjualan berjangka menjadi kewajiban (liabilities) riil yang terus membengkak akibat meroketnya harga emas, dan tampaknya akan membenamkan banyak perusahaan emas.
Newmont mempunyai kebijakan jelas untuk tidak melakukan penjualan produk yang belum ditambang secara berjangka dan tetap memegang komitmen tersebut, tandasnya.
Langkah itu, kata Lassonde, dinilai oleh manajemen Newmont melindungi penambang disaat harga jatuh, namun bisa berbalik mengakibatkan kerugian saat harga meningkat.
Pekan lalu, perusahaan tambang Australia, anak perusahaan Gwalia Ltd menghadapi kebankrutan karena produksi tambangnya ternyata tidak memiliki cukup pasokan untuk memenuhi komitmen hedging penjualan emasnya, serta kebutuhan belanja valuta asingnya.
Sejak 2001
Dengan melonjaknya harga emas 60% mulai dari US$250 per ounce di awal 2001, hingga US$400 per ounce saat ini, banyak produsen sudah mencoba melepas kontrak yang dibuat untuk menjual emas pada harga yang ditentukan jauh lebih rendah dari pasar.
"Bila situasi ekonomi AS memburuk lebih cepat dari proyeksi kami, maka dolar AS semakin tertekan dan menggenjot harga emas naik tajam, kemungkinan di atas kisaran itu," ungkapnya.
Harga spot emas dipatok pada US$400,15/400,90 per ounce pada Jumat, dibandingkan US$405,80/406,00 pada Kamis.
Penguatan harga emas secara signifikan menambah defisit neraca berjalan, defisit perdagangan, dan besarnya lonjakan anggaran yaitu dari surplus US$200 miliar menjadi minus US$500 miliar dalam waktu kurang dari tiga tahun, papar Lassonde.
Menurut dia, mengulangi sejarahnya pada 1970-an, Newmont menikmati penguatan emas dalam sembilan tahun karena pergeseran paradigma harga emas dari sisi biaya produksinya.
Selama 20 tahun berikutnya, ujarnya, harga emas meningkat rata-rata US$350 per ounce mulai dari US$35, sementara biaya produksi meningkat ke rata-rata US$250 per ounce dari US$20.
"Saat ini, kita tidak tahu kapan harga emas atau biaya produksi akan stabil, ketidakpastian itu menjadi alasan lain mengapa pemegang saham kami yakin hedging pada emas yang beelum ditambang adalah rencana yang berisiko tinggi," kata Lassonde.
Newmont bebas penjualan berjangka setelah terakhir kali mentransaksikan dana sebesar 10 juta ounce, dan setelah itu mengambil alih Normandy Mining Ltd Australia dan Franco-Nevada Mining Corp Kanada pada 2002.
Sementara itu, Barrick Gold Corp produsen terbesar ketiga dunia memperkirakan harga emas akan menyentuh posisi tertinggi sejak 1988 dalam beberapa bulan ke depan karena menurunnya suplai dan gambaran pesimisnya ekonomi AS.
Chief Financial Officer Jamie Sokalsky memperkirakan harga emas akan bergeser mendekati atau bahkan melampaui US$400 per ounce di akhir tahun ini hingga 2005 di sela-sela konferensi emas internasional kemarin di Toronto, Kanada.
"Harga emas sangat bullish. Saya sangat optimistis harga bisa mencapai level itu."
Harga emas mencapai rata-rata US$424,60 per ounce tahun ini namun telah diperdagangkan di atas US$450 sejak 1988. Kemarin, logam mulia itu ditransaksikan pada US$401,25 per ounce.
John Embry, Chief Investment Strategist Sprott Asset Management Inc. di
Leasing dan pinjaman emas oleh bank sentral pada akhir 1990-an membuat emas tidak mampu melindungi posisinya saat harga mulai menguat, kata Embry melalui laporan yang dipublikasikan situs web Sprott.
Untuk menghambat penguatan harga, bank-bank sentral dan institusi finansial lainnya menjual dan menggunakannya sebagai swap emas, kata Embry.
Permintaan emas
Bisnis,
SHANGHAI (Reuters): Permintaan emas
Seorang pejabat industri senior
"Secara keseluruhan untuk
China, salah satu pembeli emas terbesar, pada 2003 mengonsumsi 273 ton emas untuk perhiasan dan investasi, turun 14% dari 317 ton pada tahun sebelumnya, terutama karena merebaknya SARS.
Di Hong Kong, penjualan turun hampir dua pertiga, hingga mencapai 5 ton tahun lalu dari 14 ton pada 2002 akibat merosotnya belanja dan kunjungan ke tempat umum karena merebaknya wabah SARS.
"Seluruh proses liberalisasi ekonomi
Emas saat ini diperdagangkan bebas dengan patokan harga dunia di Shanghai Gold Exchange, yang mulai beroperasi 2002.
sumber: