Harga Emas dan Nikel Angkat Laba Antam

JakartaKompas, 17 Maret 2004 - Kenaikan harga emas dan nikel, dua bahan tambang produksi utama PT Aneka Tambang Tbk (Antam), telah mengangkat kinerja perusahaan BUMN ini. Pada tahun 2003, dalam laporan keuangan yang belum diaudit, Antam membukukan kenaikan laba bersih 20,25 persen dari tahun 2002 yang Rp 202,02 miliar menjadi Rp 242,93 miliar.

Kenaikan laba bersih tersebut, menurut Corporate Secretary Antam Dohar Siregar di Jakarta, Selasa (16/3), merupakan kelanjutan dari kenaikan nilai penjualan tahun 2003 yang meningkat 25 persen seiring kenaikan harga emas dan nikel. Tahun 2002 penjualan Antam Rp 1,711 triliun, sedangkan tahun 2003 meningkat menjadi Rp 2,13 triliun. Harga emas di pasar internasional naik 17 persen, sedangkan harga nikel rata-rata naik 37 persen. Secara terinci, harga saprolite nickel naik 30 persen, sedangkan limonite nickel naik 82 persen.

Laba usaha Antam tahun 2003 juga naik sampai 66 persen lebih, menjadi Rp 468 miliar, dari laba usaha tahun 2002 yang sebesar Rp 282,58 miliar. Adapun total aset Antam pada tahun 2003 naik menjadi Rp 4,26 triliun dari tahun sebelumnya yang Rp 2,48 triliun.

"Right issue"

Sebelumnya, manajemen Antam baru saja mengusulkan penerbitan saham baru melalui pola penawaran umum terbatas (right issue) sebesar tujuh persen bersamaan dengan pelaksanaan proses divestasi saham pemerintah yang direncanakan sebanyak 14 persen pada tahun ini. Usulan penerbitan saham baru ini karena Antam sedang membutuhkan dana untuk proyek pertambangan bauksit Alumina Tayan di Kalimantan Selatan senilai sekitar 210 juta dollar AS. Selain hasil penerbitan saham baru, dana untuk tambang bauksit itu diharapkan dari mitra strategis.

Keputusan mengenai penerbitan saham baru itu rencananya akan diberikan pada rapat umum pemegang saham bulan Mei atau Juni mendatang

sumber: