Harga Elpiji Tak Terkendali

Banjarmasin, BPost

Rabu, 13 Oktober 2005 00:46:48


Di sejumlah pengecer di Banjarmasin elpiji dijual Rp65.000-Rp75.000 per tabung isi 12 kg. Padahal harga sebelumnya berkisar Rp55.000-Rp60.000.

Dari pantaun BPost di Banjarmasin, sejumlah ibu rumah tangga tak mengiran harga elpiji yang akan dibelinya mencapai Rp63.000-Rp65 ribu per tabung (12 kg), padahal sebelumnya paling tinggi Rp60 ribu.

"Kaget juga ketika saya beli harganya naik sampai Rp65 ribu, sebelumnya cuma Rp60.000," ujar Rahmawaty, warga Jl Pangeran, Banjarmasin Utara, Selasa (11/10).

Pram, seorang konsumen lainnya, mengungkapkan ia membeli elpiji dengan harga mencapai Rp75.000. "Kemarin saya dengan Rp65.000, ini sudah naik Rp75 ribu. Padahal saya sering memberi ongkos berlebih untuk pengantar," ujar warga Jl A Yani Km 8 ini.

Hj Umi Zumaroh, pengecer elpiji di Jl Gatot Subroto, mengungkapkan naiknya harga elpiji di eceran untuk menutupi biaya tranportasi dari agen juga naik.

Terpisah Nelly Rusli, Kepala Pemasaran PT Goa Utama Sinar Batuah, salah satu agen elpiji di Banjarmasin, mengatakan kendati belum ada putusan dari Pertamina, agen terpaksa menaikan harga karena tingginya biaya angkutan pasca-penaikan harga BBM.

"Untuk menutupi biaya operasional dari agen ke konsumen dan pengecer, beban itu kita kenakan pada satuan harga," katanya.

Mengenai stok selama Ramadhan dan menjelang Lebaran, kata dia, masih normal per hari mencapai 120 tabung (isi 12 kg) dan 70-80 tabung ukuran 50 kg untuk industri.

Menurut Nelly, konsumen elpiji di Banjarmasin terdiri atas kelompok rumah tangga menengah ke atas dengan tingkat konsumsi 69 persen, hotel berbintang dan restoran mewah 13 persen, dan sektor industri yang 18 persen.

Harga Maksimum

Sementara itu, Pertamina memberikan batas toleransi harga elpiji Rp55.000 per tabung sampai ke dapur konsumen. Pertamina akan memberi sanksi tegas berupa pemutusan hubungan usaha (PHU) jika ada agen yang menjual elpiji melebihi batas toleransi tersebut.

Hal tersebut disampaikan Dirut Pertamina Widya Purnama dalam konferensi pers di Kantor Pusat Pertamina, Jalan Perwira, Jakarta, kemarin.

"Memang banyak agen yang mengeluh kepada kita soal biaya transportasi yang naik karena kenaikan harga BBM. Tapi kalau kita hitung-hitung, kenaikannya paling Rp500-1.000 per tabung. Tapi kita memberi batas toleransi Rp55.000 per tabung elpiji sampai ke dapur," kata Widya.

Wira Penjualan Pertamina Unit Pemasaran (UPms) IV Banjarmasin, Zulfiansyah, meminta agen tidak keterlaluan menaikkan harga.

Ia mengatakan, harga resmi elpiji saat ini Rp51.000 12 kg. Namun dengan adanya kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) beberapa waktu lalu, untuk ongkos kirim agen ke pengecer pasti membengkak.

Dengan begitu, lanjutnya, idealnya harga LPG di pasaran tidak lebih dari Rp60.000-Rp65.000 per tabung. "Kalau pengecer mengambil margin lebih dari harga mekanisme pasar, itu yang tidak boleh," tegasnya.

Zulfiansyah juga mengatakan, sejauh ini ia belum menemukan adanya tabung LPG yang ditawarkan di atas Rp65.000 pertabung atau dihargai Rp70.000. "Kita sudah memantau ke lapangan. Jadi, itu hanya katanya saja. Ya, sekadar isu," katanya. c8/dtc

Harga Elpiji Tak TerkendaliPernyataan PT Pertamina beberapa waktu lalu bahwa elpiji tak mengalami kenaikan hingga akhir 2005 tak mampu membendung para pengecer untuk menaikkan harga sepihak. Kini harga gas yang banyak digunakan untuk rumah tangga itu di tingat eceran sudah tak terkontrol lagi.

sumber: