Harga Batubara Diprediksi Tebus USD 50 per Ton

  


Tarakanpos, JAKARTA-Produksi batubara Indonesia pada 2005 diperkirakan mencapai 150 juta ton, atau naik 15,3 persen dari produksi 2004 yang akan mencapai 130 juta ton. Peningkatan terjadi seiring rencana peningkatan produksi oleh PT Arutmin Indonesia dan PT Kaltim Prima Coal (KPC).

“Apabila rencana peningkatan produksi dua perusahaan besar itu bisa direalisasikan, maka target produksi batubara nasional pada 2005 bisa tercapai,� kata Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) Bambang Susanto di Jakarta akhir pekan lalu.

Diungkapkan, kebutuhan dunia terhadap batubara untuk tiga tahun mendatang masih sangat tinggi, permintaan masih lebih besar dibanding suplai yang ada. Ditambah lagi, permintaan dalam negeri juga terus mengalami peningkatan. ‘’Produksi tersebut bisa terserap dengan baik oleh pasar ekspor maupun domestic,’’ urainya.

Menurut Bambang, konsumen batubara di dalam negeri akan tetap didominasi oleh sektor kelistrikan, terutama dengan munculnya sejumlah pembangkit baru yang dioperasikanPLN, misalnya PLTU di Cilacap yang memiliki kapasitas 3 x 300 MW.

Mengenai harga batubara, Bambang memprediksikan, masih akan berkisar antara USD 40- USD 50 per ton. Harga itu diperoleh dengan asumsi bahwa Cina masih belum melakukan ekspor batubara, selain adanya maksimalisasi pertumbuhan kebutuhan industri listrik sekitar 6 pesen –8 persen.

Dijelaskan, kebijakan Cina itu telah membuat negara-negara Asia Timur, seperti Taiwan, Korea, dan Jepang, sangat mengharapkan batubara dari Indonesia dan Australia. Akibatnya, Indonesia akan memperoleh peluang pasar lebih luas dan harga yang lebih baik.

Saat ini, peningkatan produksi batubara di Indonesia masih mengandalkan perusahaan yang sudah ada. Hal ini disebabkan kendala penambahan fasilitaspendukung, belum adanya aturan perundang-undangan yang tegas dan masalah perpajakan. “Akibatnya kenaikan produksi bersifat terbatas,� urainya.

sumber: