Harga Batu Bara Dunia Tinggi

Banjarmasinpost, 22 Maret 2005

Jakarta, BPostMenteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Purnomo Yusgiantoro, meminta agar Up-graded Brown Coal (UBC) segera dikembangkan, mengingat harga batu bara internasional saat ini sedang tinggi yakni mencapai 50 dolar AS per ton.
"Saat ini baru pilot plan yang akan dikembangkan menjadi industry plan tahun 2006 dan komersial pada tahun 2010," kata Purnomo, di sela-sela acara di Hotel Sari Pan Pacific, Jalan H Thamrin, Jakarta, Senin (21/3).

UBC merupakan teknologi untuk meningkatkan kadar batu bara dari low range 3.500-5.000 kilo kalori per Kg menjadi high range 6.000-6.800 kilo kalori.

Sementara produksi batu bara Indonesia yang mencapai 150 juta ton per tahun, sebanyak 70 persen diekspor dan 30 persen untuk kebutuhan dalam negeri yakni PLN, industri tekstil dan kereta api dan ke depan juga untuk diversifikasi BBM.

Purnomo menjelaskan, harga beli batu bara low range saat ini mencapai 10 sampai 15 dolar AS per ton dengan biaya pemrosesan 7 hingga 9 dolar AS per ton sehingga harga berkisar di 25 dolar AS per ton.

"Harga itu masih rendah. Jadi batu bara kita masih bisa kompetisi dengan batu bara internasional," tegas Purnomo

Sementara Ketua Teknologi Mineral dan Batu Bara, Lobo Balia, mengatakan investasi pengembangan UBC diperkirakan mencapai 30 juta dolar AS untuk produksi 1000 ton per hari.

Lobo menambahkan, teknologi ini merupakan hasil kerjasama dengan Jcoal yang merupakan sebuah lembaga penelitian Jepang. Namun ia mengakui, teknologi UBC sejauh ini belum mendapat perhatian dari investor.

"Untuk pengembangan UBC investor belum ada yang berminat," tegasnya.

Ia menjelaskan, saat ini pihaknya sudah mendesain pilot plan, yang akan diselesaikan dalam dua tahun dan untuk testing selama satu tahun dengan lokasi di Palimanan. Khusus untuk Sumatera dan Kalimantan saat ini sudah selesai testingnya.

sumber: