Grid & Linux mampu tekan biaya sistem TI

JAKARTA (Bisnis): Komputasi berbasis grid dan sistem operasi Linux merupakan dua komponen penting yang dinilai mampu menekan total biaya kepemilikan sistem teknologi informasi.

Robert Kayatoe, Director of Alliance and Channels PT Oracle Indonesia, mengatakan korporasi mulai memperhitungkan total biaya kepemilikan -yang mencakup berbagai komponen biaya- dalam berinvestasi untuk teknologi informasi.

"Dengan kesadaran pengguna seperti ini, industri teknologi informasi global-pun cenderung mengarah ke low cost computing," katanya kemarin.

Menyadari tuntutan pasar, lanjutnya, vendor teknologi informasi mulai melengkapi penawaran produk atau solusinya dengan perhitungan total biaya kepemilikan sebagai pelengkap spesifikasi.

Digambarkan secara sederhana, total biaya kepemilikan sebuah personal computer (PC) mencakup komponen biaya pembelian dan upgrade peranti keras dan peranti lunak, pemeliharaan, dukungan teknis dan pelatihan.

Robert menjelaskan untuk skala sistem teknologi informasi, komponen biaya yang diperhitungan semakin banyak, antara lain tipe infrastruktur. Komponen biaya peranti lunak juga terbagi lagi menjadi sistem operasi dan aplikasi.

Menurut dia, infrastruktur komputasi berbasis grid memungkinkan korporasi memiliki banyak sekali server berskala kecil dan menengah namun dapat diintegrasikan menjadi satu kekuatan komputasi.

Melalui komputasi berbasis grid, sambung Robert, korporasi bisa memulai investasi teknologi informasi dengan satu server kecil yang harganya murah. Korporasi cukup menambahkan server lagi dalam satu grid sesuai kebutuhan dan kemampuan.

"Dengan menerapkan Grid Computing, korporasi tidak perlu langsung membeli server berskala besar seperti mainframe yang mahal namun utilisasinya rendah karena memang belum dibutuhkan," tuturnya.

Sementara itu Robert mengklaim Linux mampu memangkas komponen biaya sistem operasi hingga 30% dalam penyediaan peranti lunak. Linux yang menjadi satu dengan peranti keras juga dapat menurunkan biaya investasi komputer.

Seperti diketahui, sejumlah vendor peranti keras seperti IBM, Hewlett-Packard (HP), Dell dan belakangan ini Sun Microsystems mulai memasarkan produknya dengan sistem operasi Linux di dalamnya.

Robert mengatakan kampanye Grid Computing dan sistem operasi Linux bernilai strategis bagi Oracle sebagai upaya perusahaan itu mengubah citranya sebagai penyedia produk mahal yang hanya terjangkau segmen enterprise.

Sejak tahun lalu, Oracle masuk ke segmen usaha kecil dan menengah (UKM) melalui lini aplikasi bisnis dan teknologi. Di aplikasi, perusahaan itu meluncurkan Oracle E-Business Suite Special Edition (EBSSE) dan Oracle Database Standard Edition di lini teknologi. (dss)

sumber: