Grasberg lipatgandakan produksi tembaga

SINGAPURA (Reuters): PT Freeport Indonesia, melalui tambang tembaga Grasberg, berencana melipatgandakan penjualan konsentrat tembaga pada semester II 2004.

Seorang eksekutif Grasberg mengungkapkan pada Juli telah mengirimkan kargo tembaga ke Jepang untuk pertama kali dalam 2004 ini dari Grasberg, tambang tembaga terbesar ketiga di dunia, dan sedang mempersiapkan pengiriman berikutnya pada September atau Oktober.

Terhentinya kegiatan anak perusahaan Freeport McMoRan Copper and Gold Inc., pada Desember 2003, telah memangkas pasok konsentrat berwarna merah itu secara global, dan memicu kenaikan harga ke posisi tertinggi dalam 8,5 tahun pada Maret 2004.

"Berdasarkan jadwal hasil revisi kami, kargo pertama kami, setelah penetapan status force majeure pada Desember 2003, tiba di tangan importir pertengahan Juli," kata seorang eksekutif produsen tembaga terbesar Jepang, Pan Pacific Copper Co Ltd.

Freeport menargetkan nilai penjualan 2004 mencapai 1 miliar pounds (453.600 ton) tembaga, lebih rendah dibandingkan perkiraan sebelum terjadinya bencana longsor sebesar 1,4 miliar pound.

Grasberg menghasilkan konsentrat tembaga senilai 316,4 juta pound dan menjual 310,5 juta pada semester I 2004.

Dari angka tersebut sekitar dua pertiga, dihasilkan pada triwulan kedua, masing-masing 209,3 juta dan 205,1 juta.

Pejabat di Pan Pacific mengungkapkan kapal pertama dari Grasberg mengangkut 20.000 ton konsentrat tembaga, dimana 10.000 ton diantaranya akan digunakan oleh unit peleburan Saganoseki, Nippon Mining, sedangkan 10.000 ton lainnya ke pabrik peleburan Hibi, anak perusahaan yang dimiliki bersama kelompok Mitsui.

Pan Pacific menjadwalkan akan menerima total sekitar 123.000 ton dari Grasberg pada 2004, sementara Sumitomo Metal Mining Co Ltd dilaporkan juga telah menerima 20.000 ton pada Juni.

Ketersediaan konsentrat tembaga pada semester II 2004 ini diperkirakan tinggi, karena seiring dengan kembalinya Grasberg-Freeport, produksi tambang besar dunia lainnya seperti tambang Escondida, milik BHP Billiton, di Cile, juga meningkat.

sumber: