Geo Dipa berpeluang besar garap Sarulla

Geo Dipa berpeluang besar garap Sarulla

 

JAKARTA (Bisnis): PT Geo Dipa Energi hampir dipastikan menangani proyek pembangkit listrik panas bumi (PLTP) Sarulla di Sumatra Utara menyusul penawaran harga jual listrik ke PT PLN hanya sekitar US$0,04455 per kWh.

Harga itu diketahui lebih rendah dibandingkan pesaingnya, PT Medco Energi Internasional Tbk, yang menawarkan harga US$0,04642 per kWh.

Ali Herman Ibrahim, Direktur Pembangkitan dan Energi Primer PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), mengatakan pembukaan tender ulang proyek tersebut pada Rabu, pekan ini menunjukkan hasil yang maksimal.

"Semua di bawah HPS [harga perhitungan sendiri] PLN yang sekitar US$0,048 per kWh. Hasil pembukaannya, Geo Dipa [menawarkan] US$0,04455 per kWh dan Medco US$0,04642 per kWh," katanya kemarin.

Sebelumnya diberitakan, dua perusahaan itu berebut proyek yang ditenderkan PLN pada Maret lalu setelah diakuisisinya dari Unocal.

Geo Dipa saat itu diketahui menawarkan harga jual listrik US$0,0505 per kWh ditambah kompensasi US$70 juta selama dua tahun. Sementara, Medco mengajukan harga US$0,049 per kWh dengan kompensasi US$45 juta.

Akibatnya tingginya harga penawaran itu dibandingkan HPS, PLN kemudian memberikan kesempatan khusus dua badan usaha itu untuk mengajukan penawaran terakhir pada Rabu lalu.

Harga terbaik

Dari penawaran ulang tersebut, Ali mengungkapkan Geo Dipa mampu memberikan harga lebih baik dibandingkan Medco sehingga perusahaan patungan PLN dan PT Pertamina itu hampir dipastikan memenangkan tender proyek pengembangan panas bumi itu.

"Ini kan tender ya...kami cari yang paling murah. Tapi sekarang tim PLN akan periksa lagi penawaran itu untuk memastikan perhitungannya sudah benar. Pekan depan baru akan kami umum secara resmi." Pemeriksaan itu, kata dia, hanya untuk meneliti perhitungan harga tawaran Geo Dipa untuk menghindari kesalahan kalkulasi.

Hal itu, tegasnya, tidak akan mempengaruhi hasil tender yang telah dilakukan.

Namun, Ali mengaku tidak mengetahui bagaimana perhitungan tersebut, sehingga penawaran harga jual listrik dua perusahaan itu bisa ditekan.

"Saya tidak tahu bagaimana perhitungannya. Itu kan dari mereka. Yang penting, kami salut kepada dua bidder ini karena bisa memberikan harga yang kompetitif. Meskipun sebenarnya itu masih tinggi dibanding harga listrik PLTP di luar negeri."

Dia menjelaskan setelah pengumuman pemenang tender, Geo Dipa diminta segera memulai pembangunan konstruksi unit pembangkitan tersebut pada tahun ini sehingga dapat dioperasikan mulai 2008 untuk menyuplai listrik di Sumatra.

Pembangunan pembangkit itu sendiri, paparnya, akan dilakukan secara bertahap hingga mencapai kapasitas maksimal yang direncanakan sebesar 300 MW. Untuk tahap pertama ini, lanjut dia, ditargetkan kapasitas awal sekitar 55-110 MW.

"Kalau kebutuhan dananya itu total kira-kira US$500 juta. Tapi itu semua sampai kapasitas maksimum 300 MW. Untuk awal akan dibangun sekitar 55-110 MW dulu."

Tender berkepanjangan

Sementara itu, sumber Bisnis yang mengetahui perkembangan tender tersebut mengakui prosesnya berkepanjangan, memakan waktu dan dana. Akibatnya, waktu pengerjaan proyek di lapangan ikut tertunda.

"Sebaiknya, PLN memutuskan langsung negosiasi pada tender pertama, apakah pengembang yang memasukkan penawaran mampu membuat harga di di bawah patokan harga PLN," ujarnya di Medan kemarin.

Kalau mampu, menurut dia, langsung saja ditunjuk siapa pemenangnya. Karena, korsorsium tersebut sudah diuji kemampuan dan kesanggupannya membangun proyek tersebut lewat penawaran dokumen dan persyaratan lainnya.

Selain bakal mengoperasikan Sarulla, PT Geo Dipa Energi sendiri diketahui tengah menangani proyek serupa di Jawa yaitu PLTP Dieng Patuha yang direncanakan berkapasitas maksimal hingga 5x60 MW.

sumber: