Gempa 4,6 Skala Richter Guncang Palu

Gempa 4,6 Skala Richter Guncang Palu

PALU--MIOL: Gempa tektonik berkekuatan 4,6 pada Skala Richter, Senin (22/8) pagi mengguncang Kota Palu, mengakibatkan ribuan penduduk di ibukota Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) itu yang lagi tertidur lelap kaget dan segera berhamburan keluar rumah.

Hasil analisis sementara Stasiun Geofisika Palu yang diterima Antara, Senin (22/8), mengungkapkan pusat gempa yang berlangsung sekitar satu menit tersebut berada pada koordinat 119,75 Bujur Timur dan 0,99 Lintang Selatan, dengan kedalaman 33 kilometer di bawah permukaan tanah.

Pusat gempa ini hanya berjarak 20 kilometer arah Selatan Barat Daya Palu, atau berada di Kecamatan Marawola, Kabupaten Donggala.

Sementara itu, banyak warga Kota Palu sejak gempa mengguncang pukul 02:41 Wita terpaksa melanjutkan tidurnya di teras rumah masing-masing,

karena mengkhawatirkan muncul gempa lebih besar yang dapat berakibat fatal

jiwa mereka.

"Kami seisi rumah terpaksa menghabiskan malam di teras dan ruang tamu, hanya berjaga-jaga terjadi gempa lebih besar," kata Adi, warga Jl Tombolotutu di Kelurahan Talise, Palu Timur.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada laporan adanya korban jiwa dan kerusakan bangunan akibat gempa yang getarannya dirasakan warga Palu antara III-IV MMI (Modified Mercally Intensity).

Kota Palu dan Kabupaten Donggala di Provinsi Sulteng kurun delapan bulan terakhir diguncang dua kali gempa kuat. Gempa pertama berkekuatan 6,2 pada Skala Richter pada 24 Januari 2005 mengakibatkan seorang meninggal dunia, puluhan luka-luka, serta ratusan penduduk mengalami kerusakan.

Menyusul gempa berkekuatan 5,7 pada Skala Richter pada 9 Juli 2005 yang menimbulkan kerusakan banyak rumah penduduk pada beberapa desa di bagian selatan Kabupaten Donggala, termasuk tujuh buah di antaranya roboh.

Sebelumnya, Stasiun Geofisika Palu melaporkan pasca gempa 24 Januari lalu yang berpusat di desa Bora, Kabupaten Donggala atau sekitar 40 km selatan Kota Palu, tercatat sudah lebih 120 kali terjadi gempa susulan.

Puluhan di antara rentetan gempa tersebut bersifat "off scale", artinya getarannya sempat dirasakan oleh manusia.

Robert Owen Wahyu, pimpinan instansi itu, mengatakan gempa-gempa yang muncul belakangan ini masih merupakan bagian dari aktivitas gempa pertama, yakni akibat pergerekan Patahan Palukoro di bagian barat Sulteng. (Ant/OL-1)

sumber: