Gas dan Batubara akan Jadi Sumber Utama Energi

 

Rabu, 01 Maret 2006, 02:36 WIB
Gas dan Batubara akan Jadi Sumber Utama Energi

Laporan -

JAKARTA, investorindonesia.com

Gas dan batubara diharapkan akan menjadi sumber utama energi di Indonesia menggantikan peran bahan bakar minyak (BBM) yang saat ini porsinya mencapai sekitar 63 %.

Asisten Deputi Bidang Koordinasi Energi Sumber Daya Mineral dan Kehutanan Menko Perekonomian Urusan Gas Bumi, Ellyza Mangkudu di Jakarta, Selasa, mengatakan, porsi penggunaan batubara sebagai sumber energi saat ini hanya sebesar 8%.

"Penggunaan sumber energi lainnya yaitu gas mencapai 17 %, elpiji dua persen, dan listrik sekitar 10 %," kata Ellyza.

Melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 5 tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional, kata Ellyza, pemerintah berusaha meningkatkan porsi penggunaan batu bara hingga mencapai 35 % (termasuk batubara cair 2%) pada 2025.

Penggunaan sumber energi gas diharapkan meningkat mencapai 30 %, panas bumi 5%, biofuel 5%, dan energi baru terbarukan sebesar 5%. Sementara porsi penggunaan BBM diharapkan menurun hanya mencapai sekitar 20 % saja.

Mengenai tenaga nuklir, Ellyza menjelaskan, energi alternatif itu masuk dalam kelompok energi baru terbarukan. "Dalam jangka pendek penggunaan energi alternatif itu belum masuk dalam program kita tetapi kemungkinan pengembangannya ada di kelompok energi baru terbarukan," jelasnya.

Menurut dia, sumber energi yang sangat potensial di tanah air adalah gas bumi di mana berdasar data awal 2005 pasokan mencapai 108.527,34 BSCF sementara permintaan hanya mencapai 37.048,07 BSCF.

Daerah-daerah potensial penghasil gas alam di tanah air antara lain meliputi Nangroe Aceh Darussalam, Jambi, Riau, Sumsel, Lampung, Bangka Belitung, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Timur, Sulsel, Sulteng, Papua, dan Natuna.

Sementara kontrak penjualan ekspor gas alam keluar negeri hingga 2032 mencapai 25.875 BSCF yang meliputi Jepang (1994-2015) sebesar 9.127 BSCF, Korea (1988-2025) sebesar 6.496 BSCF, Taiwan (1990-2017) sebesar 3.450 BSCF, China (2007-2032) seebsar 3.095 BSCF, dan Amerika Serikat (2007-2026) sebesar 3.988 BSCF.

Ellyza menjelaskan, untuk mendorong penggunaan gas alam sebagai sumber energi, pemerintah menyusun Rencana Induk Jaringan Transmisi dan Distribusi Gas Bumi Nasional (RIJTDGBN). Jaringan transmisi gas Sumsel-Jabar dan Kaltim-Jateng saat ini telah masuk ke dalam rencana induk.

Pembangunan pipanisasi Sumsel-Jabar dengan panjang pipa 1.164 km dengan kapasitas 980 MMSCFD telah dimulai 2004 dan diharapkan selesai Oktober 2006. Sementara pipanisasi Kaltim-Jateng dengan panjang 1.219 km berkapasitas 700 hingga 1.000 MMSCFD diharapkan beroperasi tahun 2009 dan saat ini sedang dalam tahap tender.

Untuk meningkatkan penggunaan gas sebagai sumber energi, pada 2006 diharapkan dua kota besar yaitu DKI Jakarta dan Surabaya sudah memiliki Perda tentang Pemanfaatan gas untk kendaraan umum dan kendaraan dinas. Sementara di tingkat pusat diharapkan terbit kebijakan pemerintah mengenai tata niaga BBG.

Pemerintah juga akan mendorong optimalisasi pembangunan SPBG antara lain dengan revitalisasi SPBG yang sudah dibangun di Jakarta dan Surabaya. Juga ada program penyediaan `converter kit` untuk mendorong peralihan penggunaan bahan bakar dari BBM ke BBG.

Dalam jangka pendek pemerintah juga akan melaksanakan berbagai rencana antara lain memperbaiki iklim investasi untuk percepatan eksplorasi dan eksploitasi gas dalam lima tahun ke depan, menjamin pasokan kebutuhan gas dalam negeri dalam kurun waktu lima tahun, menata kebijakan harga gas dalam negeri yang lebih rasional.

Pemerintah juga mendorong percepatan pembangunan pipa transmisi dan distribusi gas, tidak memperpanjang kontrak penjualan gas keluar negeri yang akan habis kontraknya dalam waktu dekat, mempercepat eksploitasi sumber-sumber gas baru yang sudah siap, keharusan kontrak-kontrak baru disertai dengan syarat-syarat domestik market obligation (DMO), dan membentuk tim review untuk kebijakan gas domestik termasuk kebijakan harga. (ant)

sumber: