Fundamental Saham Timah Menjanjikan

 

Kamis, 01 September 2005, 00:50 WIB
Fundamental Saham Timah Menjanjikan

Valuasi saham PT Tambang Timah Tbk (TINS) murah dan secara teknis menunjukkan pergerakan positif. Kondisi ini membuat saham sektor pertambangan tersebut berpotensi menguat dalam jangka pendek.

Jadi, saham ini layak dikoleksi untuk jangka pendek maupun panjang, kata analis PT Meridian Capital Indonesia M Habdi kepada Investor Daily di Jakarta, Rabu (31/8).

Pada perdagangan kemarin, saham TINS ditutup menguat Rp 10 dari posisi Rp 1.750 ke level Rp 1.760. Saham pertambangan tambang timah iu ditransaksikan 438 kali, dengan volume transaksi sebanyak 3,79 juta saham senilai Rp 6,74 miliar.

Menurut Habdi, fundamental saham Tambang Timah menjanjikan, karena valuasi murah dibanding saham pertambangan lain. Price earning ratio (PER) hanya 3,84 kali dan price to book value (PBV) 0,56 kali. Sedangkan PER INCO (PT International Nickel Indonesia Tbk, red) 5,64 kali dengan PBV 1,43 kali. PER PTBA (PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk, red) sudah 11,26 kali dengan PBV 2,31 kali, ujarnya.

Dia mengatakan, kinerja perseroan cukup bagus, karena terus membukukan laba bersih. Pada 2003, laba bersih perseroan hanya Rp 76 miliar, namun pada 2004 meningkat menjadi Rp 178 miliar. Tahun ini, laba bersih perseroan diprediksi mencapai Rp 229 miliar, jelasnya.

Habdi menambahkan, kinerja yang meningkat tersebut berdampak positif pada pertumbuhan earning per share (EPS) saham TINS tahun ini. Untuk 2005, EPS perseroan diperkirakan mencapai Rp 456, kata Habdi.

Lebih lanjut Habdi menjelaskan, secara teknis, beberapa indikator yang ada menunjukkan saham TINS berpotensi menguat dalam jangka pendek. Seperti indikator relative strength index (RSI), Williams%R (W%R), dan candle stick yang menunjukkan tren naik, ujarnya.

Pendapat senada dikemukakan analis PT Sarijaya Permana Sekuritas M Alfatih. Menurut dia, saham Tambang Timah masih berpotensi uptrend, setelah indeks harga saham gabungan (IHSG) bergerak menguat. Jadi, dalam jangka pendek, saham ini berpeluang menguat, jelas Alfatih.

Alfatih menjelaskan, sejak pertengahan 2004, saham TINS bergerak mendatar (sideways) di kisaran Rp 2.000 hingga Rp 2.500. Namun, sejak pertengahan Juni 2005, saham pertambangan tersebut melemah hingga Rp 14.000. Pasar yang kembali atraktif diperkirakan berdampak positif pada saham ini, ujarnya.

Rekomendasi

M Habdi merekomendasikan beli saham Tambang Timah untuk jangka pendek, menengah, dan panjang karena masih layak dikoleksi. Support saham ini ada di level Rp 1.500 dan resistance pada kisaran Rp 1.900 hingga Rp 2.500, ujarnya.

Sedangkan M Alfatih merekomendasikan speculative buy saham TINS untuk investor jangka pendek. Namun, untuk jangka menengah maupun panjang, dia menyarankan hold, karena masih menjanjikan untuk investasi. Support pertama saham TINS ada di posisi Rp 1.650 dan kedua pada Rp 1.150. Kemudian resistance pertama ada di level Rp 1.800 dan kedua di kisaran Rp 1.950 hingga Rp 2.000, jelasnya. (asp)

sumber: