Penulis: Sidik Sukandar YOGYAKARTA--MIOL: PT Freeport Indonesia (FI) membantah melakukan penyuapan senilai US$20 juta kepada oknum TNI untuk menjaga keamanan wilayah Timika Papua. Namun perusahaan tambang terbesar di dunia ini mengakui memberikan bantuan logistik kepada TNI yang bertugas di sekitar wilayah pertambangan. Komisaris PT FI AR Soehoed menyatakan, pihaknya memandang perlunya pengamanan di sekitar lokasi pertambangan dari oknum tertentu yang dimungkinkan melakukan kekacauan. "Kami tidak mungkin melakukan suap. Kami memang memberi bantuan kepada TNI tapi bukan berupa uang. Kami hanya memberikan bantuan seperti handy talky kepada TNI setempat karena memang angkatan bersenjata kita kekurangan peralatan semacam itu," katanya usai acara Bedah Buku Sejarah Pengembangan Pertambangan PT Freeport Indonesia di Provinsi Papua yang digelar di Yogyakarta, Kamis (29/12). Soehoed mengatakan bantuan tersebut diambilkan dari dana operasional, semacam social contribution yang besarnya 1% dari pendapatan bersih perseroan setiap tahunnya. "Semuanya bersifat transparan dan dilaporkan kepada New York Stock Exchange/NYSE," katanya. PT FI merupakan perusahaan publik yang terdaftar di NYSE sehingga setiap laporan keuangannya harus dilaporkan secara transparan kepada NYSE, dan kepada seluruh pemegang saham (stakeholder). Dengan demikian, kata dia, sangat tidak mungkin jika perusahaan mengeluarkan sejumlah dana hanya untuk kepentingan semacam itu. "Jadi kalau dibilang dikasih uang atau nyogok, bukan itu. Itu tidak benar. Tentara atau polisi memang ditugaskan disana. Tapi kita tahu logistik mereka sedikit, karena itu dibantu Freeport seperti asrama dan kelengkapan lainnya," kilahnya Lebih jauh ia mengatakan Freeport tidak akan menanggapi pemberitaan dari pihak-pihak manapun yang memojokkan FI dengan melakukan suap. "Kami akan diam, selagi kami menjalankan tugas dengan baik dan perusahaan dijalankan sebagaimana mestinya, kenapa kami harus repot menanggapinya," tegas Soehoed. Menurutnya, ungkapan-ungkapan yang memojokkan itu hanya datang dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab saja. Dia mengatakan, memberikan bantuan berupa logistik merupakan hal wajar dilakukan pihaknya. "Coba misalnya Anda punya satpam, terus dia kelaparan, terus Anda kasih dia makan, itu wajar kan. Itu hal biasa," ujarnya. Apalagi, sambungnya, TNI yang ditugaskan di Papua dalam kondisi kekurangan logistik dalam operasi sehari-harinya. Lebih jauh, Soehoed mengatakan Freeport kini menjadi penghasil emas nomor satu di dunia. Hal ini sangat menguntungkan bagi Indonesia. Namun, dia tidak mau menyebutkan hingga kini sudah berapa besar emas yang dihasilkannya. "Kami menghasilkan konsentrat. 30% dari 1 ton konsentrat itu mengandung tembaga, dan sisanya adalah emas dan unsur lain-lain," jelasnya. Dalam laporan tahunan PT FI pada 2004, perusahaan ini telah menghasilkan dan menjual konsentrat yang mengandung 1,1 miliar ponds tembaga dan 1,5 juta ons emas. Saat ini PTFI menerapkan dua teknik pertambangan yaitu open-pit atau tambang terbuka yang menggunakan truk pengangkut dan sekop listrik besar ditambang Grasberg, serta teknik ambrukan atau block-caving pada tambang bawah tanah. (Sdk/OL-06) |