Freeport akui beri bantuan untuk TNI dan Polri

Freeport akui beri bantuan untuk TNI dan Polri

 

Bisnis, 30 Desember 2005

 

YOGYAKARTA: PT Freeport Indonesia (FI) mengakui memberikan bantuan kepada pihak TNI dan Polri yang menjaga keamanan di wilayah kerja mereka dalam bentuk logistik maupun sarana dan prasarana, bukan berupa uang, yang disebutnya sebagai social contribution.

Komisaris PT FI A.R Soehoed menyatakan pihaknya memandang perlunya pengamanan di sekitar lokasi pertambangan dari oknum tertentu yang dimungkinkan melakukan kekacauan.

"Tapi kami tidak mungkin melakukan suap, kami memang memberi bantuan, tapi bukan berupa uang kepada TNI setempat seperti handy talky, karena memang angkatan bersenjata kita kekurangan peralatan semacam itu," ujarnya seusai bedah buku sejarah pengembangan pertambangan PT Freeport Indonesia di Provinsi Papua yang digelar di Yogyakarta, kemarin.

Soehoed mengatakan bantuan tersebut merupakan social contribution seperti 1% dari pendapatan bersih perseroan setiap tahunnya yang diperuntukkan bagi pengembangan masyarakat Papua.

"Semuanya bersifat transparan dan dilaporkan kepada New York Stock Exchange," katanya.

PTFI merupakan perusahaan publik yang terdaftar di NYSE sehingga setiap laporan keuangannya harus disampaikan secara transparan kepada NYSE selain kepada seluruh pemangku kepentingan [stakeholders].

Dengan demikian, kata dia, sangat tidak mungkin jika perusahaan mengeluarkan sejumlah dana hanya untuk kepentingan semacam itu.

Sebelumnya, sebuah harian internasional menyebutkan PTFI telah memberikan dana sekitar Rp2 miliar kepada pihak keamanan agar menjaga kepentingan PTFI dalam menjalankan operasinya di Papua, Indonesia.

"Jadi kalau dibilang dikasih uang atau nyogok, bukan itu. Itu kan tidak benar, Kan tentara atau polisi kita yang disuruh tugas ke sana, tapi kita tahu logistik mereka sedikit, karena itu dibantu Freeport. Tidak punya asrama, tentu dibikinkan asrama," tandasnya.

FI tidak akan menanggapi pemberitaan dari pihak manapun yang memojokkan FI dengan melakukan suap.

"Kami akan diam, selagi kami menjalankan tugas dengan baik dan perusahaan dijalankan sebagaimana mestinya, kenapa kami harus repot menanggapinya," kata Soehoed.

Bantahan TNI

Sementara itu, Kapuspen TNI Mayjen Kohirin Suganda mengatakan secara institusi TNI tidak menerima bantuan seperti yang diutarakan pihak PTFI. Tidak benar jika TNI secara intitusi menerima bantuan logistik, maupun sarana dan prasarana dari PTFI.

"Sarana yang dimaksud itu apa, saya tidak tahu." Menurut dia, operasional TNI sudah dibekali dari dana APBN.

Namun, Koirin menilai bisa saja PTFI memberikan bantuan ke satuan teknis TNI yang ada di sana untuk membantu pengamanan PTFI. "Bisa juga bantuan PTPI diberikan ke satuan teknis di sana untuk keperluan dinas."

Menurut dia, tidak ada masalah jika satuan teknis TNI di sana mendapatkan bantuan dari PTFI. "Tergantung dari mereka [PTFI].

Dia juga mengatakan TNI tidak bisa menghalangi kalau PTFI memberikan bantuan untuk menunjang kerja satuan TNI di Papua.

Freeport kini menjadi penghasil emas nomor satu di dunia. Tentunya ini sangat menguntungkan bagi Indonesia.

Dalam laporan tahunan PTFI pada 2004, perusahaan ini telah menghasilkan dan menjual konsentrat yang mengandung 1,1 miliar ponds tembaga dan 1,5 juta ons emas.

Saat ini PTFI menerapkan dua teknik pertambangan yaitu open-pit atau tambang terbuka yang menggunakan truk pengangkut dan sekop listrik besar ditambang Grasberg, serta teknik ambrukan atau block-caving pada tambang bawah tanah Deep Ore zone (DZ).

sumber: