Faktor Fundamental Dukung Penguatan Saham Bumi
 Senin, 18 Juli 2005, 00:21 WIB
Saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) diperkirakan menguat pada perdagangan jangka pendek, karena didukung fundamental yang menjanjikan. Saham Bumi Resources yang relatif tidak bergerak pada perdagangan akhir pekan lalu, diprediksi menguat hari ini.
“Meskipun, secara teknis, saham Bumi masih mendatar dan cenderung melemah,� kata analis Pacific Duaribu Group Felix Sindhunata kepada Investor Daily di Jakarta, akhir pekan lalu.
Pada perdagangan Jumat (15/7), saham BUMI stagnan di posisi Rp 830. Saham perusahaan pertambangan batu bara tersebut ditransaksikan 284 kali, dengan volume transaksi sebanyak 51,562 juta saham senilai Rp 42,79 miliar.
Menurut Felix, secara fundamental, saham Bumi Resources akan kembali uptrend, setelah bergerak mendatar. Pertumbuhan earning per share (EPS) diprediksi tetap bagus untuk perolehan dari tahun ke tahun. Pada 2002, EPS Bumi hanya Rp 4, kemudian 2003 sebesar Rp 5, dan pada 2004 menjadi Rp 62. “Pada 2005, EPS Bumi bisa mencapai Rp 92,� ujarnya.
Felix menambahkan, kinerja saham pertambangan batu bara tersebut tetap positif, karena laba bersih diprediksi meningkat tahun ini. Pada 2003, perseroan membukukan laba bersih Rp 100 miliar, namun selama 2004 mencapai Rp 1 triliun. “Untuk tahun ini, laba bersih perseroan diperkirakan mencapai Rp 1,7 triliun. Pada kuartal pertama 2005, laba bersih sudah mencapai Rp 446,69 miliar,� jelasnya.
Namun, dia mengakui, valuasi saham BUMI cukup mahal dibanding emiten pertambangan batu bara lainnya, karena price to earning ratio (PER) sudah 9,02 kali dan price to book value (PBV) 8,83 kali. “Sedangkan PER PTBA hanya 7,37 kali dan PBV 1,85 kali,� lanjut dia.
Felix melanjutkan, dari sisi teknis, indikator relative strength index (RSI) memperlihatkan sinyal mendatar (sideways) untuk saham Bumi Resources. “Posisinya berdasarkan indiaktor RSI tetap pada 36,09,� ujar dia.
Ia menambahkan, indikator teknis lain seperti moving average convergence divergence (MACD) menunjukkan saham BUMI cenderung menurun. “Jadi kalau menguat hanya didukung fundamental,� tambah Felix.
Sementara itu, analis Phillip Securities Indonesia Mustafa Kamil mengatakan, saham BUMI berpotensi menguat pada jangka pendek, karena saat ini tinggal menunggu momentum. “Apalagi indikator stochastic oscillator sudah oversold,� jelasnya.
Mustafa mengakui, indikator teknis lain seperti RSI masih menunjukkan pola sideways sejak dua hari terakhir dalam kisaran Rp 830 hingga Rp 850.
“Tapi kalau saham ini berhasil menembus level Rp 850 dia akan terus menguat,� ujarnya.
Sementara itu, seiring dengan rencana pemerintah menaikkan harga solar bagi industri pertambangan per 1 Agustus 2005, Bumi Resources dihadapkan pada permasalahan kenaikan biaya penambangan, sehingga berpotensi menurunkan perolehan laba hingga 10%.
Menurut Direktur Bumi Resources Eddie Soebari, pada dekade 2003 dan 2004, perseroan diuntungkan subsidi bahan bakar. Menurut dia, dengan subsidi tersebut, biaya bahan bakar mencapai sekitar 13%. Namun, dengan kenaikan harga solar, persentase akan meningkat sebesar 25%.
Rekomendasi
Felix Sindhunata merekomendasikan beli saham Bumi Resources pada level Rp 820 untuk jangka pendek. Demikian pula untuk jangka menengah dan panjang, dia tetap merekomendasikan beli saham emiten pertambangan. “Support saham BUMI di level Rp 810 dan resistance di posisi Rp 850,� ujarnya.
Sedangkan Mustafa Kamil merekomendasikan buy on weakness untuk jangka pendek. Namun, untuk jangka menengah maupun panjang dia menyarankan beli saham BUMI. “Support saham ini pada level Rp 810 dan resistance Rp 850,� jelasnya. (asp)
sumber: