Empat Penambang Emas Tewas

 

TEMPO Interaktif, Banjarnegara:Empat orang tewas setelah memasuki terowongan penggalian emas di Dukuh Kemiri, Desa Pekandangan, Kecamatan Banjarmangu, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Sabtu (10/7).

Keempat orang yang tewas adalah para penambang yang berniat mencari emas di lubang itu. Diduga mereka tewas karena kekurangan oksigen ketika berada di dalam lubang.

Keempat korban adalah Eko Sukarno (30), Ading Subandi (28), Sahori (28), dan Ruspandi (28). Keempatnya berasal dari Kampung Pasir Ipis, Kelurahan Kiarasari, Kecamatan Sukajaya, Bogor, Jawa Barat. Ketika ditemukan, keempat tubuh korban dalam keadaan utuh, tidak ada tanda penganiayaan. Keempatnya mati lemas karena kekurangan oksigen.

Kesaksian salah seorang anggota kelompok penambang ini, Supandi (25), yang juga warga Kampung Pasir Ipis, menyatakan mereka datang ke Banjarnegara karena meyakini terdapat emas murni pada lubang galian berdiameter sekitar 1 meter itu. Lubang yang telah lama tidak dimasuki orang itu terletak di pekarangan milik Sutarji (50), warga setempat.

Supandi menyatakan, dari beberapa kawannya, Eko Sukarno adalah orang pertama yang nekat memasuki lubang vertikal itu sekitar pukul 10.00 WIB. Beberapa orang lainnya akan menyusul setelah Eko mengabarkan kondisi di dalam lubang sedalam 12 meter tersebut.

Namun Eko tidak segera muncul setelah 15 menit memasuki lubang. Suara panggilan berkali-kali dari ujung lubang juga tidak disahut oleh Eko yang diduga sudah berada di dasar lubang. Tidak ada suara apapun dari dalam lubang.

Karena khawatir dan penasaran, pemuda lainnya, Ading Subandi, lalu menyusul Eko masuk ke dalam lubang, sementara dua pemuda yang lain menunggu. Lagi-lagi, setelah beberapa menit memasuki lubang, Ading juga tidak segera keluar.

Suara panggilan dua rekannya, Sahori dan Ruspandi, juga tidak dijawab sama sekali. Hal itu membuat kedua orang yang lain curiga. Anehnya, mereka bukannya berpikir jika keduanya berada dalam bahaya, melainkan justru marah dan menuduh Ading dan Eko tidak segera keluar dari lubang karena telah menemukan emas di dasar lubang.

Mengira dua temannya berkhianat, Sahori dan Ruspandi lantas memasuki lubang secara bersamaan. Namun setelah itu tidak terdengar suara apapun dari dalam lubang.

Seorang penambang lain, Sarta Wijaya (29), warga Kampung Pasir Ipis, lantas curiga melihat empat temannya tidak segera muncul dari dalam lubang. Untuk memastikan apakah kondisi lubang aman untuk dimasuki, Sarta lantas memasuki lubang itu.

Baru sekitar 5 meter turun ke lubang, Karta sudah mulai kesulitan bernafas. Karta lantas kembali naik dan memberitahukan warga setempat mengenai empat temannya yang terjebak di dalam lubang. Beberapa warga lantas melapor ke Polsek setempat.

Hasil pemeriksaan pihak kepolisian dan Dinas Kesehatan setempat menyatakan lubang itu memang berbahaya karena tidak terdapat oksigen di dalamnya. Diduga kuat keempat orang yang telah berada di lubang kesulitan bernafas ketika sampai di bawah dan mereka tidak mampu
menyelamatkan diri karena terlanjur lemas.

Pihak kepolisian bersama warga setempat lantas turun ke dasar lubang menggunakan alat bantu pernafasan untuk mengangkat para korban. Ketika diangkat, sekitar satu jam setelah keempat orang itu berada di dalam lubang, empat pemuda penambang emas itu telah tidak bernyawa lagi.

Hasil pemeriksaan dokter keempatnya tewas karena kekurangan oksigen. Sorenya, keempat korban dipulangkan ke Bogor, dan dimakamkan di desa mereka.

Ari Aji HS - Tempo News Room

sumber: