Empat Pekerja Tambang Rakyat Tewas

PANGKALPINANG (Suara Karya): Dalam lima hari terakhir, empat pekerja tambang rakyat/tambang inkonvensional (TI) di sejumlah tempat di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) tewas karena kecelakaan saat tengah bekerja.

Berdasarkan keterangan yang berhasil dihimpun di Pangkalpinang, Jumat, para korban tewas akibat tertimbun longsoran tanah, tertimpa batu dan pohon. Korban pertama menimpa Supri (27), warga Desa Teru Kecamatan Simpangkatis, Bangka Tengah, tewas tertimpa tanah saat bekerja di sebuah TI di Desa Puput kecamatan yang sama pada Senin (27/9) sekitar pukul 13.00 WIB.

Korban yang mempunyai tiga anak ini tengah sibuk mencari pasir timah di gundukan tanah bersama beberapa rekannya, tiba tiba Supri terporosok ke dalam lobang galian, dan tanah yang berada di atas lobang langsung menimbun korban.

Korban yang terkubur sedalam 40 Cm selama lima menit tidak bisa diselamatkan dan mayatnya langsung dibawa ke Puskesman desa setempat.

Hanya selang sehari, pada Selasa (28/9), Masrum (32) warga pendatang asal Sumsel juga tewas dalam perawatan di rumah sakit akibat tertimpa pohon saat bekerja di sebuah TI sehari sebelumnya di kawasan hutan sebuah dusun di Desa Paku Kecamatan Payung, Bangka Selatan.

Korban ketiga menimpa Fit Cat (34), warga Dusun Parit IV Desa Gunung Muda Kecamatan Belinyu, Bangka, yang tewas ketika berusaha menyelamatkan diri dari longsoran tanah yang akan menimpa dirinya di sebuah TI, Rabu (29/9) sore.

Korban saat itu tengah mencangkul dekat tumpukan tanah setinggi tiga meter. Tanpa disadari tumpukan tanah tersebut sedikit demi sedikit berjatuhan dan mengubur kedua kakinya.

Karena kaget, korban berusaha melompat namun terjatuh menghempas tanah dan tak sadarkan diri, oleh rekannya korban dibawa ke Pusyandik PT Timah namun nyawanya tidak tertolong.

Berikutnya nasib serupa dialami Anton (20), warga asal Bengkulu, ia tewas tertimpa batu saat menyelam di TI apung di perairan Jebu Laut, Desa Kelabat, Kecamatan Jebus, Bangka Barat pada Rabu (29/9).

Berdasarkan informasi, saat kejadian korban tengah menyelam dan menyemprot tanah di dasar laut untuk mencari pasir timah, dalam suasana kelam, tiba-tiba sebuah batu menimpa korban.

Korban saat menyelam menggunakan tali sebagai pengaman, dan ketika rekannya yang diatas mengetahui ada kode, langsung mengangkat Anton dari dasar laut.

Oleh rekannya korban langsung dibawa ke rumah sakit namun nyawanya tak tertolong akibat luka memar di bagian punggung, telinga dan hidung mengeluarkan darah.

sumber: