Dua PLTU di Tarahan segera dibangun

 

 

JAKARTA (Bisnis, 1 Maret 2004): PT Perusahaan Listrik Negara dan PT Indonesia Power-anak perusahaan PLN-membangun dua PLTU di Tarahan, Lampung dengan total investasi US$410 juta.

Direktur Pembangkitan dan Energi Primer PT PLN, Ali Herman Ibrahim, mengatakan pihaknya telah menandatangani kontrak dengan tiga kontraktor untuk mengerjakan pekerjaan sipil utama, pembangunan cerobong asap (chimney), dan switchyard bagi PLTU (pembangkit listrik tenaga uap) Tarahan unit 3 dan 4 dengan kapasitas 200 MW.

"Ketiga kontraktor itu adalah Waskita Karya, Adhi Karya, dan Indokomas yang akan membangun beberapa bagian dari proyek PLTU itu. Pengerjaannya akan dimulai April 2004," katanya kepada Bisnis di Jakarta, belum lama ini.

Selain itu, tuturnya, PLN juga akan menandatangani kontrak dengan lima kontraktor lain untuk pembangunan turbin uap, conveyor, boiler, dan jaringan transmisi 150 kV untuk proyek itu.

Ali mengatakan proyek itu ditargetkan selesai 2006, sehinga bisa memperkuat suplai arus listrik di jaringan Sumatra bagian selatan.

BUMN kelistrikan itu menyatakan proyek yang dibiayai dengan kredit utama dari Japan Bank for International Cooperation (JBIC) itu bernilai US$250 juta.

Sedang dievaluasi

Sementara sumber Bisnis mengatakan PT Indonesia Power, juga tengah mengevaluasi enam perusahaan asing dalam tender tender engineering, procurement, construction (EPC) proyek PLTU lainnya di Tarahan senilai US$160 juta.

Dia mengungkapkan enam perusahaan a.l. Alstom, tiga perusahaan BUMN listrik Cina, dan dua perusahaan Jepang.

Dia mengatakan pengumuman pemenang tender itu kemungkinan akan dilakukan April 2004. "Kalau tidak April, paling lambat Mei sudah diumumkan pemenang tendernya."

Mantan Direktur Pengembangan dan Niaga PT Indonesia Power Djuwarno mengatakan berbarengan dengan PLTU Tarahan, juga tengah dipersiapkan pembangunan pembangkit PLTU Peranap 2x250 MW di Riau.

Menurut dia, kedua proyek milik PT Indonesia Power itu dalam posisi menunggu pembiayaan yang jumlahnya US$560 juta.

Biaya itu, lanjutnya terdiri dari PLTU Tarahan US$160 juta dan PLTU Pranap US$400 Juta.

Dia menuturkan pendanaan kedua proyek itu sudah dalam penjajakan perusahaan itu dengan beberapa alternatif sumber pembiayaan, di mana pendanaan dari Jepang dan Cina menjadi sumber yang paling mungkin diterima.

Dia mengatakan PLTU Tarahan akan lebih dulu dibangun yaitu sekitar Agustus 2004 karena saat ini sudah masuk dalam tahap tender.

Sementara, tambahnya, PLTU Pranap diharapkan bisa mulai dibangun pada awal 2005. Djuwarno mengatakan untuk proyek PLTU Peranap, pihaknya bekerja sama dengan PTBA sebagai pemilik

sumber: