Dilihat dari Produktivitas, Gaji PNS Termasuk Tinggi

"Gaji PNS kita paling tinggi di ASEAN karena kita menggaji pengangguran. Memang tidak bisa digeneralisasi, tapi ini terjadi pada kebanyakan PNS," kata Direktur Pengembangan, Lembaga Ketahanan Nasional, Darmakusumah, di Bandung, Kamis (28/4).

Gaji seorang PNS yang baru direkrut atau golongan IA sekitar Rp 600.000. Namun, karena tidak memiliki deskripsi pekerjaan yang jelas, sering kali PNS baru tidak memiliki produktivitas yang memuaskan.

Deskripsi pekerjaan yang tidak jelas, misalnya pada seorang juru ketik yang tidak memiliki patokan berapa halaman yang harus diselesaikan dalam satu hari atau satu bulan. Hal itu menyebabkan kesulitan untuk menentukan indikator prestasi seorang PNS.

"Apa yang harus dilakukan seorang pegawai, bagaimana dia harus melakukannya, berapa banyak yang harus dilakukan, itu semua tidak jelas," ujar Darmakusumah. Dia membandingkan dengan Brunei Darussalam dan Singapura yang PNS-nya bekerja dengan giat. Jumlah PNS di Indonesia 4 juta orang, di Brunei Darussalam 39.000, dan Singapura sebanyak 113.000 PNS.

Darmakusumah mengaitkan kinerja PNS dengan agen penjualan perusahaan swasta yang memiliki target pencapaian hasil. "Kalau tidak memenuhi target, atasannya bisa bertanya, kamu masih mau bekerja di sini atau tidak. Nah, pegawai negeri juga bisa dibegitukan," katanya.

Namun, prestasi PNS yang berorientasi pada pelayanan masyarakat tentu tidak bisa dihitung secara kuantitatif. Prestasi PNS harus dipertimbangkan secara kualitatif, apakah dapat diterima baik oleh atasan maupun konsumen, dalam hal ini masyarakat.

Mengingat itu, ujar Darmakusumah, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara seharusnya dapat memberikan klasifikasi penilaian terhadap PNS. Kenaikan pangkat atau imbalan harus memerhatikan pada kompetensi pegawai. Kebiasaan yang terjadi di Indonesia, PNS mengalami kenaikan pangkat setiap empat tahun sekali tanpa mempertimbangkan faktor kinerja.

"Kalau tidak diangkat lalu marah-marah. Itu pun setelah sekian tahun bekerja mereka tidak tahu mau jadi apa. Pemimpin berubah, kebijakan juga berubah. Ini membuat mereka frustrasi," ungkap Darmakusumah.

Sistem penilaian prestasi juga dinilai sering tidak obyektif. Seorang pegawai yang memiliki kedekatan dengan atasan relatif lebih mudah mendapatkan imbalan atau promosi. Sebaliknya, pegawai yang tidak dekat acapkali tidak diperhitungkan walaupun kinerjanya bagus.

Sekretaris Jenderal Departemen Keuangan JB Kristiadi mengakui rendahnya kualitas PNS Indonesia. Ketika masih menjabat sebagai Sekretaris Kementerian Negara Komunikasi dan Informasi, dia pernah mendapati PNS yang hanya masuk sebulan sekali untuk mengambil gaji. "Ada juga pegawai yang mengisi absen terus pulang," kata Kristiadi.

sumber: