Departemen ESDM Belum Terima Surat Antam untuk Beli Saham Freeport

JAKARTA--MIOL: Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) belum menerima surat permintaan saham pembelian saham PT Freeport Indonesia oleh PT Aneka Tambang (Antam).

"Antam belum mengirim surat kepada kita. Seharusnya, bila akan melakukan divestasi saham ke Freeport mereka meminta ke Departemen ESDM sebagai pengontrol pertambangan dan migas," kata Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro dalam dialog di Auditorium Dep. ESDM, Jakarta, Senin.

PT Freeport Indonesia mengelola pertambangan di Papua atas dasar kontrak karya yang ditandatangani dengan Pemerintah Indonesia. Sebanyak 81,28 persen sahamnya dimiliki Freeport-McMoran Copper & Gold Inc. bersama Pemerintah RI dan PT Indocopper Investama masing-masing sebesar 9,36 persen.

PT Antam yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu mengincar 18,72 persen saham Freeport yang ditawarkan pemerintah dan PT Indocopper Investama.

Bila hal itu terealisir, pembelian itu akan memperbesar kontrol negara terhadap Freeport dibandingkan saat ini yang hanya 9,36 persen saja.

Menurut Purnomo, Freeport juga menawarkan divestasi sekitar sembilan persen atau senilai 700 juta dolar AS sehingga diharapkan saham tersebut beralih ke perusahaan nasional.

Sesuai prosedur kontrak, sebelum pengalihan saham, harus ada penawaran kepada pemerintah dalam hal ini tawaran pertama kepada Departemen ESDM, sebelum ditawarkan kepada pihak swasta.

Ia mengatakan, ESDM pun masih harus mengkonsultasikan penawaran tersebut kepada pengatur anggaran negara yaitu Departemen Keuangan.

"ESDM berkonsultasi dan menunggu jawaban Depkeu apakah akan dibeli atau tidak, sementara Antam melakukan konsultasi tingkat korporat dalam menentukan sumber dana untuk pembelian saham tersebut," kata Purnomo menambahkan.

Sementara itu, akhir pekan lalu Menteri Keuangan Jusuf Anwar mengatakan Antam telah mengajukan permohonan persetujuan kepada Kementrian BUMN untuk membeli saham PT Indocopper Investama itu melalui surat bernomor 26/0732/DAP/2005 tertanggal 7 Januari 2005.

Rencana pembelian saham itu, menurut Jusuf, dapat meningkatkan potensi penerimaan deviden bagi pemerintah dari Freeport Indonesia melalui Antam.(Ant/Ol-1).


sumber: