BELINYU –– Keiinginan nelayan Kelurahan Airjukung untuk bertemu dan berdialog langsung dengan petinggi PT Timah di Belinyu, yakni Kepala Unit Bangka Darmansyah Nawawi akhirnya terpenuhi. Bertempat di ruang pertemuan Kantor Lurah Airjukung Kecamatan Belinyu mereka akhirnya bertemu dan berdialog, Rabu (14/12). ÂÂ
Namun sangat disayangkan dalam pertemuan yang fasilitator langsung Lurah Airjukung, Achyadi, tidak menghasilkan keputusan mengenai keberatan yang pernah dilayangkan nelayan setempat terhadap keberadaan Kapal Keruk (KK) Pring yang beroperasi di Sungai Berok Belinyu.
Naim, nelayan Punai Punai, mengungkapkan dirinya 35 tahun menjadi nelayan pukat tarik dan semenjak beroperasinya KK Pring hasil melautnya menurun drastis dan hanya cukup untuk makan saja.
“Sekarang dengan keberadaan kapal itu sebanyak sembilan orang anak buah saya tidak lagi menghasilkan ikan. Karena lokasi yang biasa kami menarik pukat telah dipenuhi lumpur,� kata Naim.
Menurut Naim, limbah yang dikeluarkan kapal keruk tidak hanya lumpur saja namun ada beting dan serbuk kayu yang sangat mengganggu.
“Bahkan serbuk kayu itu kalau kita narik pukat selalu penuh melekat dan juga akibat beting-beting kapal yang dipergunakan untuk menarik pukat selalu kandas dan tidak bisa lewat,� keluh Naim.
Keluhan senada diakui Hasan yang juga nelayan pukat tarik. Ia mengungkapkan limbah KK Pring tersebut sangat mengganggu lokasi tempat mencari ikan.
“Sementara itu limbahnya sudah sampai ke Batu Kerang sehingga kita nelayan pukat tarik tidak bisa lagi beroperasi dan sudah sulit untuk mencari ikan,� ungkap Hasan.
Menampung
Menanggapi hal tersebut Kepala Unit Bangka, Darmansyah, mengatakan keluhan nelayan akan dibawa ke petinggi PT Timah dan juga dibawa ke Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Bangka.
“Terus kita akan bersepakat kapan tim dari bersama akan turun bersama-sama ke lapangan. Sementara itu pertemuan hari ini hanya menampung masukan dan kebenarannya itu tim yang akan menentukan,� kata Darmansyah kepada Bangka Pos Grup usai pertemuan. Dikatakan Darmansyah, setelah ada hasil dari tim maka akan ada kebijakan apa yang harus dilakukan oleh PT Timah.
“Sampai seberapa limbahnya saya juga nggak bisa jawab karena saya bukan ahlinya dan ahlinya adalah orang lingkungan,� ujar Darmansyah sembari mengharapkan kepada nelayan dapat menunjukkan lokasi yang terjadi pendangkalan.
Sementara itu Lurah Airjukung, Achyadi, mengatakan hasil pertemuan antara PT Timah dengan nelayan mengenai KK Pring masih dirahasiakan. Karenanya ia meminta kepada perwakilan nelayan jangan dulu menyampaikan hasil tersebut takut ada yang memanfaatkan situasi tersebut.
“Hasilnya sendiri masih tunggu keputusan dari PT Timah,� kata Achyadi dihadapan perwakilan nelayan.( |