China Mining siap pasok US$50 juta

JAKARTA (Bisnis): China Mining Corporation (CMP) hampir dipastikan menyediakan investasi US$50 juta untuk kerja sama pengembangan tambang dalam di Ombilin dengan PT Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA)Tbk.

Direksi BUMN batu bara sendiri menyatakan pihaknya kini menunggu pengajuan proposal perusahaan Cina itu hingga Oktober mendatang.

"Baru ada pembicaraan lisan dengan nilai sekitar US$50 juta. Pengajuan tertulisnya [proposal] baru akan disampaikan secepatnya, sekitar September-Oktober ini," kata Dirut PTBA Ismet Harmaini usai Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VIII DPR RI di Jakarta kemarin.

Kerja sama itu sebelumnya nyaris batal atas keputusan dirut PTBA karena manajemen skema pembiayaan terkait dinilai tidak jelas.

Selain itu, kerja sama itu juga sempat terkendala pengalihan kuasa Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) dari perusahaan terdahulu, China National Technology Import Export Corporation (CNTIEC), kepada CMC.

"Kontrak awal sebenarnya dengan CMC, lalu mereka membuat semacam perusahaan baru untuk tangani batu bara. Itu CNTIEC yang sudah bekerja sama kemarin. Sekarang itu dikembalikan lagi ke CMC," papar Ismet.

Dia menuturkan CNTIEC menawarkan kredit ekspor US$62 juta untuk mengembangkan tambang dalam Ombilin. Namun dengan peninjauan ulang usai pengalihan kuasa tambang itu, CMC menyatakan bersedia menyiapkan US$50 juta.

Sementara itu, Direktur Teknik PTBA Arwady Cornelius Purba mengatakan dalam rencana kerja sama itu, CMC meminta porsi saham mayoritas.

Menurut dia, hal tersebut tidak masalah, asalkan CMC menerima penawaran PTBA untuk dengan skema full contract mining.

"Dengan kontrak itu, mereka akan menyediakan peralatan dan sanggup menanggung 100% resiko. Jadi tidak masalah kalau mereka meminta saham yang lebih besar ketimbang PTBA."

Terkait dengan rencana akuisisi salah satu tambang batu bara di Kalimantan, Ismet menuturkan persoalan itu masih dalam tahap uji tuntas, sehingga belum dapat dipastikan realisasinya.

"Ada tiga perusahaan. Tapi ini masih dalam tahap due diligence jadi saya tidak bisa sebutkan sekarang. Belum ada target lagi kapannya." (06)

sumber: