China Dan India Berminat
China Dan India Berminat
Jumat, 19 Mei 2006 03:09:19 Jakarta, BPost
"Mereka ingin mendekati sumber bahan baku bijih besi dan kemarin (18/5) sudah melakukan presentasi di Departemen Perindustrian," kata di Jakarta, Rabu (17/5).
Selain, produsen baja dari China dan India, menurut Daenulhay, produsen baja dari Ukraina juga telah menjajaki kerjasama dengan PT Aneka Tambang (Antam). Namun karena Antam bisnis intinya bukan baja, maka mereka juga akan menjajaki kerjasama dengan KS pada proyek di Kalsel tersebut.
Lebih jauh ia menjelaskan pembangunan pabrik baja yang terintegrasi dari hulu ke hilir akan menelan biaya sekitar satu miliar dolar AS, termasuk untuk pembangunan infrastruktur jalan, pelabuhan, listrik, air besih.
Selain itu juga untuk pembangunan pabrik yang memproses benefisiasi bijih besi di Kalsel agar kandungan besi (Fe) nya meningkat. "Sedangkan tahap pertama akan dibangun pabrik hulunya dulu yang memproduksi bijih besi sebesar 119 juta dolar AS yang ditargetkan selesai pada tahun 2008," kata Daenulhay.
Untuk itu, pada minggu ke empat Mei 2006, pihaknya akan menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan kuasa penambangan bijih besi di daerah tersebut.
Sementara itu di Pemprov Kalsel 7 kabupaten yang merupakan rekomendasi PT KS kemarin (18/5) dilakukan pembahasan pembangunan pabrik pengolah baja tersebut. Sayangnya, pertemuan yang digelar di ruang Wasaka Pemprov Kalsel berlangsung tertutup. Sehingga tidak bisa diketahui secara pasti apa yang menjadi topik pembicaraan.
Namun, rencananya Selasa (30/5) mendatang Menperindag Marie Pangestu datang ke Kalsel melakukan penandatangan memorandum of understanding dengan daerah penghasil bijih besi.
Pertemuan yang dipimpin Asisten Bidang Pemerintahan, Fitri Rifani mewakili gubernur Rudy Ariffin itu juga dihadiri Kadisperindag Kalsel Subardjo dan Kadistamben Sukardhi. Serta perwakilan 7 kabupaten penghasil bijih besi yakni, Tala, Tanbu, Kotabaru, Balangan, Banjar, Tapin dan Balangan.
Menurut Kadistamben pertemuan hanya membahas persiapan penandatangan MoU yang akan ditindaklanjuti saat kedatangan Meperindag. Ketika ditanya lokasi pendirian pabrik, Sukardhi belum bisa memastikan. Namun, karena yang ditunjuk 7 daerah, kemungkinan besar salah satu dari 7 kabupaten itu.
Terpisah Fitri Rifani menuturkan, saat ini yang dikonsentrasikan adalah mengenai pajak yang harus diterima daerah. Dengan harapan, tidak seperti kasus tambang batubara, royalti yang diterima daerah sangat kecil.c5/ant
Dirut PT Krakatau Steel (KS) Daenulhay mengatakan negara China dan India paling berminat membangun pabrik baja di Kalsel, dan mereka paling dulu menawarkan diri. sumber: