Cerita Korban Gempa Sumbar

Banyak cerita yang muncul di dalam proses penyelamatan korban gempa di Padang. Wahyu yang menjadi wakil koordinator Tim ESDM Siaga Bencana, menyampaikan bahwa korban gempa merata di banyak tempat. Mereka sigap menolong, sebuah gedung yang kebetulan berdekatan dengan posko tim ESDM Siaga Bencana juga menjadi korban, maka di tempat tersebut banyak ditolong warga yang terjebak oleh reruntuhaan.

Pagi tadi Metro TV menceritakan tentang kisah perjuangan seorang korban gempa di Padang. Korban tersebut bernama Ramelan berusia 18 tahun. Ramelan yang hanya lulus SMP ini 6 bulan lalud atang dari Ciamis, Jawa Barat untuk mengadu nasib di Padang menjadi pekerja bangunan. Pada saat peristiwa gempa terjadi, Ramelan bersama kawan-kawannya yang lain sedang bekerja di lantai 6 gedung Telkom Padang.

Malang tak dapat ditolak, untung tak dapat diraih, ketika mereka sedang asyik bekerja, tiba-tiba sore 4 Oktober lalu gempa berkekuatan 7.6 skala richter menggoncang semua tempat di Sumatera Barat, termasuk tempat Ramelan bekerja. Semua orang panik, berlarian menyelamatkan diri ditengah bangunan yang bergoyang-goyang lalu runtuh dimana-mana. Ketika ramelan berlari, kakinya tertimpa runtuhan bangunan yang cukup berat sehingga otomatis tubuhnya tidak bisa bergerak.

Selama dua hari dua malam Ramelan tergolek pasrah menahan lapar, haus dan rasa sakit, tapi pertolongan tidak kunjung datang. Akhirnya pada hari ke-dua tersebut Ramelan nekat, kebetulan disebelahnya ada gergaji untuk kayu. Gergaji tersebut diambil, lalu kaki kanannya yang tertimpa bangunan tersebut digergaji sampai putus. Masya Allah! Bayangkan sakitnya. Setelah digergaji dengan sisa-sisa tenaga terakhir dia merangkak mencari jalan keluar sehingga di ketemukan orang dan dibawa ke rumah sakit umum Padang. Sekarang keadaan sudah membaik. Seseorang menanyakan apakah tidak merasa sakit ketika menggergaji kakinya sendiri? Ramelan menjawab "waktu itu sakit hampir tidak saya rasakan saya paksakan karena mau  menyelamatkan diri".

Sekarang Ramelan sudah tidak memiliki kaki lagi, umurnya masih muda tapi siapa yang bermimpi dalam usia semuda itu tiba-tiba bisa kehilangan kaki. Selanjutnya dia akan tergantung kepada kaki palsu. Padahal dengan kakilah modal dia untuk bekerja sebagai tukang bangunan. Kewajiban kita yang jauh dari para korban ini untuk menyisihkan sebagian rezeki kita membantu mereka yang tertimpa musibah ini. Masih banyak para korban lain yang mengalami nasib tragis.

edpraso\"Smile\"

sumber: