Capex Antam untuk nikel Rp981 miliar
Sementara untuk ekspansi segmen emas dan lainnya, termasuk kebutuhan kantor, perseroan menganggarkan investasi masing-masing Rp58 miliar dan Rp125 miliar. Menurut laporan perusahaan yang diperoleh Bisnis, dari alokasi belanja modal pada 2005 itu meliputi Rp881 miliar untuk pengembangan proyek FeNI III, Rp90 miliar untuk aliansi strategis, dan Rp87 miliar untuk belanja rutin. Sedangkan sekitar Rp47 miliar dimanfaatkan untuk eksplorasi nikel dan bauksit, Rp32 miliar untuk pembukaan tambang baru, Rp20 miliar untuk pengembangan proyek Alumina Tayan, dan Rp7 miliar untuk membiayaai akuisisi Wacopek dan pengadaan alat teknologi informasi. "Khusus untuk proyek Tayan, meski seluruh pembiayaan proyek tidak dianggarkan, terhadap proyek ini perseroan dapat menginvestasikan dana hingga US$20 juta," tulis laporan itu. Pembiayaan belanja modal tersebut, menurut laporan itu, akan diambil dari sejumlah sumber pendanaan seperti kas perseroan sekitar Rp2 triliun, pinjaman Bank BCA US$60 juta, dan sumber lainnya. Mengenai pembangunan pabrik FeNI III, seusai rapat umum pemegang saham (RUPS) pada Senin lalu, Dirut Antam Deddy Aditya Sumanagara mengharapkan dapat rampung pada November atau Desember tahun ini. "Pembangunan pabrik ini sudah berjalan sejak 2003, mudah-mudahan akhir tahun ini rampung," ujarnya. Pabrik FeNI III itu, tuturnya, merupakan ekpansi perusahaan pada fasilitas produksi feronikel. Operasional pabrik ini, diperkirakan dapat meningkatkan produksi perseroan dari 11.000 ton menjadi 26.000 ton. Pabrik FeNI IV Perseroan kini diketahui berencana mengembangkan pabrik FeNI IV dengan nilai proyek US$650 juta dengan kapasitas produksi sekitar 30.000 ton nikel. Menurut data Bisnis, dalam pengerjaan proyek tersebut, perseroan bekerjasama dengan Posco Co Ltd yang merupakan produsen baja kelima terbesar di dunia. Dengan perusahaan Korea ini, BUMN pertambangan itu akan mendirikan sebuah perusahaan patungan di Indonesia. Produksi perusahaan patungan tersebut diperkirakan dimulai akhir 2009 jika segala sesuatu berjalan lancar. Perusahaan tersebut adalah produsen dengan kemampuan produksi dua juta ton baja stainless mentah tahun lalu dan berencana memproduksi tiga juta ton per tahun jika pabriknya di Zhangjiagang, dekat Shanghai, China, selesai pada 2007. Antam telah memasok nikel selama beberapa tahun untuk Posco, yang setiap tahunnya mengimpor total sekitar 60.000 ton nikel dan membeli sekitar 30.000 ton nikel di pasar domestik. Dihadapkan pada ketatnya pasar bahan baku yang didorong oleh kuatnya permintaan dari China, Posco secara aktif berupaya untuk mengamankan pasokan bahan baku global termasuk bijih besi, batu bara dan nikel untuk produksi bajanya. (adn) |
 |