Cadangan Batu Bara KALSEL Sisa 50 Tahun
Banjarmasin, BPost
Akibat eksploitasi yang dilakukan secara serakah, setelah sektor perkayuan habis, menyusul tambang batu bara yang akan lenyap dari bumi Kalsel. Diperkirakan cadangan batu bara di Kalimantan Selatan ini tinggal 50 tahun lagi. Setelah itu, Kalsel akan menjadi daerah yang miskin sumber daya alam.
Untuk itu, dalam kebijakannya, Kalsel mulai meninggalkan eksploitasi sumber daya alam dan memilih pendapatan daerah dari sektor industri yang ramah lingkungan. Apalagi, meski triliunan rupiah didapat dari penambangan batu bara itu, daerah tidak mendapat kontribusi sebagaimana mestinya.
Ironisnya, meski merupakan salah satu daerah penghasil batu bara yang cukup besar, Kalsel mengalami krisis listrik karena ‘emas hitam’ itu justru dipakai untuk pembangkit listrik di kawasan Jawa-Bali.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kalsel, Drs Hadi Soesilo, mengatakan eksploitasi tambang batu bara akan dikurangi, tapi pemasukan ke kas daerah dari sektor ini akan lebih diinsentifkan melalui peraturan yang jelas. Pasalnya, selama ini tambang batu bara belum memberi kontribusi yang nyata.
"Kami tidak lagi membanggakan batu bara. Kita akan beralih ke industri yang ramah lingkungan. Di sisi lain, kami berharap penambangan batu bara itu bisa memberi kontribusi lebih bagus ke daerah," kata Hadi.
Sedangkan Kepala Dinas Perindustrian Kota Banjarmasin, Gt Surya Darma, mengatakan eksploitasi batu bara perlu memperhatikan cadangan yang ada. Pasalnya, kini cadangannya sudah mulai menipis, padahal sumber daya alam ini tak bisa diperbarui seperti halnya hutan.
Permintaan batu bara Kalsel, kata dia, saat ini cukup besar, terutama berasal dari negara-negara Asia, meskipun permintaan di dalam negeri relatif belum bisa dicukupi. Surya mengatakan, dalam hal itu berlaku hukum ekonomi dimana yang berani membayar mahal dialah yang akan dilayani.
"Memang ada persaingan harga dalam batu bara itu. Selama ini luar negeri lebih sering dilayani daripada dalam negeri karena mereka berani membayar mahal," kata Surya. sig
sumber: