Butuh Batu Bara Rendah Kalori

Butuh Batu Bara Rendah Kalori

Indopost, 3 Januari 2006

 

JAKARTA - Ketersediaan komoditas batu bara rendah kalori yang tidak banyak digunakan siap ditampung oleh PT Perusahaan Listrik Negara (persero). Hal ini disebabkan karena BUMN kelistrikan tersebut membutuhkan batu bara dengan kalori di bawah 4.800 kalori untuk memenuhi kebutuhan pembangkitnya.

"Langkah ini dilakukan PLN untuk menekan penggunaan bahan bakar minyak dan pembangkit listrik. Ini juga merupakan jawaban dari tidak digunakannya batu bara rendah kalori tersebut," ujar Dirut PT PLN Eddie Widiono, di Jakarta, kemarin.

Menurut Eddie, potensi batu bara kalori rendah di Indonesia sangat besar dan dapat dimanfaatkan untuk pembangkit listrik. "Itu merupakan harapan terakhir PLN untuk dapat membantu mengurangi pemakaian BBM," jelasnya.

Lebih lanjut Eddie menjelaskan, bahwa akibat harga BBM yang tinggi, belanja BBM untuk pembangkit PLN pada 2005 mencapai Rp 35 triliun. "Jumlah ini akan meningkat menjadi Rp 51 triliun pada tahun 2006 dengan asumsi harga solar sebesar Rp 6000 per liter.," urainya.

Eddie menambahkan bahwa selama ini batubara rendah kalori tidak memiliki pasar, sehingga PLN dapat membelinya dengan harga murah. "Dari 57,8 miliar ton potensi batu bara yang dimiliki Indonesia hampir setengahnya merupakan batubara rendah kalori," tambahnya.

Meskipun demikian, Eddie mengakui bahwa penggunaan batubara tersebut memiliki dampak yakni menurunkan efisiensi pembangkit. Dirinya mencontohkan bahwa jika menggunakan 100 ton batu bara kalori tinggi dapat menghasilkan 100 MW, dengan batubara rendah kalori hanya menghasilkan 90 MW.

"Tapi bila dihitung dengan menggunakan BBM, efisiensi batubara rendah kalori masih jauh lebih besar. Oleh karena itu kami akan tetap mendorong penggunaannya untuk menghemat biaya operasional pembangkit kita," tutupnya.

sumber: