Bumi refinancing utang US$600 juta
JAKARTA (Bisnis, 2 April 2004): PT Bumi Resources Tbk tahun ini berencana membiayai kembali (refinancing) kewajiban perusahaan US$500 juta hingga US$600 juta melalui beberapa alternatif seperti menerbitkan obligasi, saham, dan mencari pinjaman bank.
Eddie J. Soebari, direktur Keuangan Bumi, mengatakan refinancing itu dilakukan guna menurunkan beban perusahaan terutama terhadap briging loan dan jenis utang lain yang memiliki tingkat bunga tinggi.
"Dengan restrukturisasi utang ini diharapkan beban bunga atas kewajiban itu dapat diturunkan dengan cara mengganti dengan biaya lebih rendah," katanya kepada Bisnis beberapa waktu lalu.
Dia mengatakan, kewajiban yang akan dibiayai kembali itu merupakan sisa utang setelah perusahaan beberapa waktu lalu melakukan refinancing.
Menurut data Bisnis, Bumi telah membiayai kembali kewajibannya sebesar US$161 juta a.l. kepada PT Bank Mandiri Tbk sebesar US$40 juta, CSFB US$58 juta dan kepada kontraktor US$30 juta.
Pendanaan ini diperoleh perseroan melalui pinjaman dari sindikasi bank UFJ Bank dan Credit Suisse First Boston. Kewajiban itu akan jatuh tempo pada 2004.
Bahkan, dari bank sindikasi itu, dia mengatakan, perseroan telah membiayai pembelian 20% PT Arutmin Indonesia senilai US$31 juta. Sehingga dengan demikian, kepemilikan Bumi di perusahaan itu menjadi 100%.
Salah satu opsi
Mengenai rencana penerbitan obligasi sebesar US$450 juta yang akan dilakukan oleh anak usaha PT Kaltim Prima Coal (KPC) dia mengatakan merupakan bagian dari rencana refinancing tersebut. "Itu bagian dari rencana refinancing," katanya.
Untuk rencana ini disebutkan, perseroan akan dibantu oleh lembaga penunjang seperti Credit Suisse First Boston dan JP Morgan Chase & Co.
Untuk rencana ini, Bumi diketahui sedang berupaya menentukan struktur obligasi itu dan berharap prosesnya rampung paling lambat akhir Juni. Obligasi diperkirakan mempunyai jangka waktu lima-10 tahun.
Dana hasil emisi itu bakal dipakai untuk me-refinancing seluruh utang anak perusahaan KPC.
Mengenai rencana refinancing utang KPC ini, hasil riset PT BNP Paribas Peregrine yang diperoleh Bisnis menyebutkan, akan menurunkan tingkat bunga pinjaman perusahaan sebesar 600 basis poin dari saat ini 15%.
Dengan dilakukannya refinancing utang ini, hasil riset itu memperkirakan harga saham Bumi di pasar sekunder akan naik menjadi Rp825 per lembar.
Sementara itu, harga saham Bumi pada penutupan perdagangan berada di kisaran Rp575 per lembar.
Sumber Bisnis menyebutkan, saat ini harga saham Bumi diperkirakan akan merangkak naik menjadi Rp900. Hal ini disebabkan karena adanya rencana perseroan untuk mengakuisisi satu perusahaan tambang di Indonesia.
Mengenai rumor tersebut, Eddie memaparkan tidaklah demikian. Menurut dia, perseroan tidak memiliki rencana investasi pada 2004 ini.
"Yang kami lakukan saat ini adalah fokus kepada pembiayaan utang perusahaan."
Mengenai kinerja pada 2003, menurut laporan keuangan perusahaan, Bumi membukukan penjualan sebesar Rp3,7 triliun atau naik ketimbang 2003 sebesar Rp2,4 triliun.
Sedangkan laba bersih perseroan pada periode tersebut mencapai Rp107 miliar atau naik ketimbang periode tahun sebelumnya Rp91 miliar