BUMI Biayai Kembali Utang Dollar AS
BUMI Biayai Kembali Utang Dollar AS
Kompas, 27 Juni 2005
Bertindak sebagai penasihat keuangan
Merrill Lynch & Co dan PT Danatama Makmur.
Alokasi pembiayaan kembali dari
hasil penerbitan surat utang ini untuk Arutmin 23 persen dari seluruh
penerbitan obligasi dan Kaltim Prima Coal 52 persen dari seluruh penerbitan
obligasi. Sisanya, digunakan untuk membiayai kembali sebagian utang BUMI
Resources dan biaya transaksi. Jika pembiayaan kembali ini selesai,
Presiden Direktur BUMI Resources,
Ari S Hudaya, Jumat (24/6), mengatakan, penerbitan surat utang ini merupakan
kelanjutan dari strategi keuangan BUMI, yaitu rencana besar restrukturisasi
utang di kedua anak perusahaan. �Restrukturisasi utang ini tidak hanya akan
meringankan beban usaha, tetapi juga memberikan keleluasaan rencana produksi
dan jaminan untuk penerimaan ekspor masa depan,� katanya.
Managing Director dari Merrill Lynch
Oleh karena itu, tidak terlalu
mengherankan kalau dalam penjajakan pasar yang telah dilakukan sejak beberapa
bulan lalu, sejumlah investor besar (blue chips) tertarik untuk bertransaksi.
Beberapa investor yang terlibat di
antaranya adalah dari Multi Nasional Bank (OCBC dan Mitsuho-Singapura), Private
Bank (ING Bank), Asuransi, Dana Pensiun (Shell-Belanda), dan yang terbanyak
adalah manajer investasi, antara lain Aberdeen dan GIC (Government of Singapore
Investment Corporation) dari Singapura dan BlueBay, GLG Partner, London.
Dalam 12 bulan terakhir BUMI secara
konsolidasi telah merestrukturisasi beberapa pinjaman jangka panjang sehingga
menjadi lebih fleksibel dalam bunga dan jangka waktu.
Menurut Direktur Keuangan BUMI
Resources, Eddie J Soebari, pembiayaan kembali utang ini akan membuat laba
perusahaan. �Paling tidak, peningkatan laba akan dapat kami peroleh dari
penghematan pengeluaran untuk pembayaran suku bunga utang,� katanya.
Selain itu, peningkatan laba BUMI
Resources juga didorong oleh tingginya permintaan batu bara di pasar dunia,
seiring dengan kebutuhan