Bukit Soeharto Jadi Ranch?

Kaltimpos - SAMARINDA-Penawaran pengelolaan sebagian lahan konservasi milik Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda yang luasnya mencapai 22 ribu hektare, mendapat tanggapan dari investor, yakni PT Indo Panca Dasa Agrotama (IPDA) untuk mengembangkan peternakan sapi jenis Brahman Cross dari Australia.

"Baguslah, kami tertarik," kata Dirut PT IPDA H Ruben Tumade yang dikonfirmasi wartawan di sela-sela Sosialisasi dan Temu Wicara Penanaman Modal di Kantor Gubernur Kaltim, kemarin. Menurutnya, penawaran lahan konservasi yang disampaikan Unmul sangat menarik untuk direalisasikan untuk menjadi ranch pengembangan peternakan sapi yang memang digalakkan di daerah itu.

Rencananya, perusahaan yang kini bergerak di sektor peternakan itu akan menginvestasikan dananya untuk mengelola lahan sekitar 3.000 hektare untuk memelihara sekitar 3.000 ekor sapi dari Australia dan untuk tahap pertama mendatangkan sapi unggul 1.000 ekor dari Australia.

Ia menyebutkan untuk memelihara 1.000 ekor sapi pada lahan 1.000 hektare, paling tidak diperlukan dana sekitar Rp60 miliar. Karena sebelum mendatangkan sapi harus dipersiapkan dulu lahan makanan berupa rumput gajah dan areal penggembalaan yang memadai.

"Pada lahan penggembalaan selain ditanam rumput gajah juga ditanami pohon lain sebagai pelindung dalam penggembalaan sehingga sejalan dengan program konservasi lahan, sehingga lahan milik Unmul itu tetap terjaga kelestariannya," ujar Ruben.

Setelah seluruh kelengkapan di lahan penggembalaan, kemudian sapi unggul jenis Brahman Cross didatangkan dari Australia, sebagai upaya untuk meningkatkan produksi ternak sapi dan perbaikan reproduksi sapi lokal. Selain untuk peternakan sapi, kawasan milik perusahaan itu juga akan dikembangkan sebagai lokasi penelitian, pendidikan dan pariwisata bidang peternakan.

"Pada tahap awal kita memang baru membangun kawasan peternakan pada lahan 1.000 hektare dengan 1.000 ekor sapi, sambil melakukan penjajakan untuk pengembangan ke depan hingga mencapai 3.000 ha untuk 3.000 ekor sapi," jelasnya.

Sebelumnya, setelah mendapat kepercayaan dari Menhut RI berdasarkan surat keputusan No 160/Menhut-II/2004 untuk mengelola taman hutan raya (Tahura) Bukit Soeharto, sepertinya tak disia-siakan oleh Unmul. Universitas terbesar di Kaltim ini langsung mengundang investor untuk diajak kerjasama mengelola tahura yang yang berada di KM 56, dimana saat ini kondisinya memprihatinkan lantaran banyaknya penjarahan hutan dan juga kebakaran.

Tahura yang memiliki luas 20.271 hektare selanjutnya akan disulap menjadi hutan pendidikan dan penelitian. Rektor Unmul H Rachmad Hernadi yang dikonfirmasi Kaltim Post mengatakan investor yang diundang diharapkan bisa menanamkan modalnya dalam pemberdayaan kawasan hutan pendidikan dan penelitian itu.

"Rencananya akan dijadikan kawasan konservasi hidrologi dan genetic resources. Kemudian penelitian dan percobaan di bidang kehutanan, perkebunan, peternakan dan agroforestry," kata Rachmad di ruang kerjanya, kemarin.

Sedangkan untuk pendidikan bisa dimanfaatkan untuk bidang kehutanan, pertanian, biologi dan klimatologi. Dijelaskan pula, kawasan itu rencananya akan dibangun tempat rekreasi dan olahraga pun seperti agrowisata, restoran, tempat pemancingan dan lapangan golf serta taman wisata alam.

"Mengapa lapangan golf, karena lebih laku di dunia internasional. Apalagi lokasinya strategis sehingga warga Balikpapan dan juga Samarinda bisa menggunakannya," imbuhnya.

Pengelolaan tahura ini tidak untuk memanfaatkan kayunya dengan ditebang, melainkan untuk pemberdayaan daerah aliran sungai (DAS) di Balikpapan. Kalau kawasan itu rusak, maka dapat dipastikan Balikpapan yang merupakan pintu gerbang provinsi kaya ini akan kebanjiran. Sehingga kawasan yang terkenal banyak potensi batubara ini, harus dijadikan hutan lindung terutama topografi yang curam.

"Kita pun perlu melakukan reboisasi di kawasan itu. Karena di Tahura itu ada lokasi yang masih baik, rusak dan ditumbuhi alang-alang. Namun untuk jumlah berapa yang rusak dan sebagainya perlu dicari satelit," ujarnya lagi.

sumber: