Briket Gambut Kalteng Belum Dimanfaatkan

Briket Gambut Kalteng Belum Dimanfaatkan

Kompas, 18 November 2005

Palangkaraya, Kompas - Gambut di Kalimantan Tengah yang jumlahnya melimpah hingga saat ini belum termanfaatkan sebagai energi alternatif dalam bentuk briket. Penelitian mengenai proses pembuatan dan potensi briket gambut sudah tersedia, namun ada beberapa kendala pengembangan gambut sebagai energi alternatif pengganti bahan bakar minyak.

Kendala pertama adalah sulitnya mengubah kultur masyarakat untuk beralih dari bahan bakar minyak ke briket, papar Kepala Seksi Pengembangan Minyak, Listrik, dan Energi, Dinas Pertambangan dan Energi Kalteng, Tomas Sembiring di Palangkaraya, Rabu (16/11).

Padahal, briket gambut harganya sekitar Rp 1.000 per kilogram, dapat digunakan untuk bahan bakar selama satu jam dinilai lebih ekonomis bagi kalangan rumah tangga dan industri kecil dibanding dengan minyak tanah yang di tingkat pengecer mencapai Rp 3.500 per liter.

Kendala lain adanya kontroversi penggunaan gambut sebagai bahan baku briket karena ada pandangan bahwa gambut yang ada di kedalaman lebih dari dua meter sebaiknya dibiarkan sebagai kawasan konservasi. Menurut Tomas, gambut yang ketebalan- nya kurang dari dua meter pun dapat dijadikan briket.

Sekitar satu juta hektar lahan gambut di Kalteng harus dijadikan kawasan konservasi karena ketebalan atau kedalaman gambutnya lebih dari tiga meter.

Gambut adalah serasah tanaman yang terdiri atas dahan, ranting, dan akar tanaman membusuk, di Kalteng merupakan yang terluas di Kalimantan. Lahan gambut mencakup hampir seperlima luas Kalteng dan menyimpan deposit karbon sekitar 6,35 gigaton.

Luas lahan gambut di Kalteng sekitar 3,01 juta hektar (ha). Lahan gambut tersebut antara lain tersebar di Kahayan Hilir seluas 795.759 ha, Kabupaten Katingan 513.589 ha, Kabupaten Kapuas 448.752 ha, Kotawaringin Timur 361.835 ha, dan Kabupaten Seruyan 333.156 ha.

Daerah potensial gambut meliputi Kanamit sebanyak 925 juta meter kubik, Bereng Bengkel 80 juta meter³, Sakakajang 870 meter³, dan Sampit 39 juta meter³. Kedalaman gambut di daerah-daerah tersebut berkisar dua hingga tiga meter, dengan kandungan 4.000-4.600 kalori per gram.

Kepala Seksi Sumber Daya Mineral Dinas Pertambangan dan Energi Kalteng Yakobson menuturkan, penelitian gambut untuk briket sudah dilakukan Direktorat Batu Bara Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral sejak 1984.

Kami terbuka bagi investor atau pihak mana pun yang ingin mengetahui hasil pengujian pembuatan briket arang gambut yang ekonomis, efisien, dan efektif untuk bahan bakar, ujarnya.

sumber: