Brazil Sedang Menggeliat: Pertambangan di Brazil (2)
Brazil memiliki berbagai cadangan mineral yang cukup besar, diantaranya bauksit (2 800 juta ton), Kaolin (1 700 juta ton), bijih besi (19 000 juta ton), niobium (4.5 juta ton Nb2O5) and nikel(6 juta ton)). Brazil juga merupakan penghasil beberapa komoditi utama, seperti emas, batubara dan posfat. Dalam hal ini cukup menarik untuk melihat bahwa kontribsui produk pertambangan tersebut kepada GDP Brazil hanya 2%. Menariknya bila digabung dengan sektor manufaktor secara total kontribusinya menjadi 24% (Gambar 1). Sehingga yang menjadi pertanyaan disini adalah apakah manufaktur disini termasuk upaya nilai tambah industri tambang mereka?
Gambar 1. Nilai Tambah kegiatan Ekonomi terhadap GDP (Sumber: Brazil Invesment Case, September 2009)
Dari sisi produk pertambagan, bijih besi yang paling berperanan di dalam ekspor mineral. menghasilkan sekitar US$ 2,3 miliar per tahun. Brazil juga merupakan penghasil terbesar dunia untuk niobium, timah, lithium, tantalum dan gemstones. Bauksit, emas, mangan, juga termasuk yang memberikan kontribusi positif pada penerimaan ekspr mineral.
Sektor mineral memperkerjakan sekitar 4% dari total tenagakerja di Brazil (sekitar 650 ribu orang), ini di luar sekitar 1 juta tenaga kerja yang bekerja selaku penambang rakyat/tradisional. Hampir seluruh pemain global pertambangan ada di Brazil, termasuk diantaranya BHP Billiton, RioTinto, sedangkan perusahaan tambang nasionalnya (BUMN) adalah Vale (Companhia Vale do Rio Doce, dikenal sebelumnya dengan nama CVRD).
Pada bulan Juni 2009, majalah Times melaporkan bahwa raksasa pertambangan dunia Anglo-American sedng melakukan negosiasi dengan Dubai Natural Resources World untuk mengembangkan proyek bijih besi di Brazil. Anglo-American memperkirakan akan dibutuhkan investasi sebesar US$3.6 miliar untuk mengembangkan potensi deposit bijih bese Brazil. Cadangan bijih besi ini diperoleh setelah perusahaantersebut membeli perusahaan tambang Brazil Brazil’sMMX-Minas Rio US$5.5 miliar tahun 2008.
Sebagaimana tambang di dunia, pada tahun 2008-2009, tambang di Brazil juga mengalami berbagai kesulitan, contohnya perusahaan Anglo-American bahkan sudah mengurangi sejumlah 19.000 pekerja di Brazil, sesuatu yang tidak terjadi di Indonesia. Bahkan diperkirakan pada tahun 2009 ini investasi tambang di Brazil akan turun sebesar 30%. Data dari National Department for Mining Production, antara Oktober 2008 sampai Februari 2009 terdapat penurunan sebesar 37% atas perizinan yang menjanjikan.
edpraso