Bojonegoro Terkaya Setelah Kutai
Bojonegoro Terkaya Setelah Kutai
Jumat, 07 April 2006 01:16:15 Jakarta, BPost
Saat ini pendapatan asli daerah (PAD) Bojonegoro hanya Rp 640 miliar per tahun. Nantinya minyak yang diproduksi ExxonMobil akan memberikan pendapatan kepada Bojonegoro Rp 2 triliun. Sedang PAD Kuker, yang juga penghasil minyak, saat ini Rp 2,7 triliun.
Besarnya pendapatan Bojonegoro diungkapkan Bupati Moch. Santoso beberapa waktu lalu. Santoso yang didampingi Dirut BUMD Bojonegoro, Pudjiono, menjelaskan sebenarnya berdasarkan hasil penelitian kandungan minyak daerahnya lebih besar dari kabupaten tetangga, Cepu.
"Kalau yang di Cepu itu hanya sekitar lima persen, sedangkan 95 persen lagi berada di sini. Yang terbesar letaknya persis di alun-alun dan di di bawah kantor saya ini. Guyon-guyonan orang, saya setiap hari tidur di atas minyak," ujar Santoso sambil tertawa.
Mengapa demikian, Pujiono mengatakan karena di Cepu kandungan minyaknya sudah bisa terdeteksi pada kedalaman 500 meter sedangkan di Bojonegoro baru terdeteksi pada kedalaman 3000 meter. Belum lagi kandungan gas yang jumlahnya lebih banyak lagi, dan itu juga akan dieksplorasi setelah minyak.
Saat ini Pemkab Bojonegoro sudah mulai mempersiapkan segala sarana dan prasarana untuk menunjang dimulainya produksi yang diperkirakan tiga tahun mendatang. Saat ini penduduk Bojonegoro 1,3 juta yang kebanyakan adalah petani dan buruh tani, dengan 27 kecamatan dan 430 desa serta penghasilan penduduk sekitar Rp300 ribu per bulan. Dengan kehadiran ExxonMobil maka paling tidak nantinya penghasilan penduduk bisa meningkat tiga kali lipat sehingga menjadi Rp 1 juta per bulan.
"Memperbaiki tingkat taraf hidup ini merupakan penantian lama. Kita tidak akan menyia-nyiakannya," ujar Santoso.
Lapangan terbang
Pemkab saat ini sedang mempersiapkan proses pembebasan tanah rakyat yang diperkirakan akan berjumlah 700 hektar guna pengembangan tambang minyak. Sebisa mungkin harga pembebasan tanah yang pantas bagi warga. Saat ini harga tanah berdasarkan NJOP berkisar Rp 15-20 ribu per meter. Untuk itu dibutuhkan waktu selama enam bulan untuk melakukan pembebasan tanah. Selain itu juga akan dibangun lapangan terbang, hotel berbintang lima dan lapangan golf. Lapangan terbang berskala kecil sangat dibutuhkan supaya penyaluran logistik ke Blok Cepu bisa cepat dilakukan.
"Semua sarana itu kita perlukan karena Bojonegoro sebentar lagi jadi daerah global, karena semua orang pasti akan ke sini karena minyak yang berlimpah," kata Bupati Santoso.
Namun, Bupati Santoso tidak ingin rakyatnya hanya menjadi penonton saja di rumahnya sendiri tanpa mendapat apa-apa. Oleh sebab itu telah disiapkan semacam pengarahan dan pembekalan pengetahuan mengenai migas. Bahkan bulan depan Gubernur Jawa Timur akan memberi pembekalan kepada masyarakat mengenai macam-macam sektor usaha penunjang yang bisa dilakukan masyarakat seperti bengkel, usaha makanan, serta usaha jasa lainnya.
Sektor tenaga kerja trampil sangat banyak diperlukan karena di Bojonegoro saja rencananya akan terdapat 80 sumur minyak, diharapkan akan bisa mencapai produksi 165 ribu barel per hari. Saat ini saja sudah ada 4 sumur yang siap produksi, namun itu baru bisa dilakukan sekitat 3 tahun mendatang setelah infrastrukturnya selesai dibangun.JBP/son
Pemerintah Kabupaten Bojonegoro Provinsi Jawa Timur, yang memilih diam soal polemik pengelolaan ladang minyak di Cepu, Jateng, dan sekitarnya, ternyata mendapatkan bagian besar. Sedemikian besarnya hingga dalam tiga tahun mendatang, kabupaten termiskin kedua di Jatim ini akan menjadi kabupaten terkaya kedua setelah Kutai Kartanegara di Kaltim. sumber: