Biaya Naik, Bumi Tetap Bukukan Laba
Biaya Naik, Bumi Tetap Bukukan Laba
Kompas, 13 Desember 2005
ÂÂ
ÂÂ
Jakarta, Kompas - PT Bumi Resources Tbk tetap membukukan laba bersih sebesar Rp 1,5 triliun untuk kuartal III tahun 2005, meskipun biaya untuk bahan bakar minyak pada periode ini naik sebesar 46 persen. Laba bersih ini meningkat dua kali lipat dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2004 sebesar Rp 738,9 juta.
Hal ini disebabkan penjualan batu bara Bumi Resources yang tetap naik, dan kenaikan harga BBM pada bulan Maret dan Oktober 2005 yang dampak keseluruhannya baru akan dirasakan pada tahun 2006.
Demikian dikemukakan Direktur Bumi Resources Eddie J Sobari, Senin (12/12) di Jakarta. Penjualan batu bara pada akhir tahun 2004 sebesar 39 juta ton, sedangkan sampai kuartal III tahun 2005 sebesar 45 juta ton atau senilai 1,6 miliar dollar AS. Peningkatan penjualan ini yang kemudian mendongkrak laba perseroan, jelasnya.
Sementara itu, biaya rata-rata untuk BBM perseroan per liter pada kuartal ketiga 2005 naik 46 persen menjadi Rp 4.897 per liter dari Rp 3.350 per liter di kuartal sebelumnya. Karena adanya kenaikan harga BBM ini, pembelian BBM oleh perseroan naik 94 persen dari Rp 380 miliar di kuartal II menjadi Rp 738 miliar di kuartal III. Tapi sebenarnya kenaikan harga BBM itu belum dirasakan. Baru akan dirasakan tahun 2006, kata Eddie.
Selain kenaikan harga BBM, perseroan juga mengalami peningkatan biaya tunai pada kuartal III karena peningkatan rasio stripping (jumlah tanah yang dibongkar untuk mendapatkan batu bara) pada daerah penambangan PT Kaltim Prima Coal dan PT Arutmin
Dalam siaran persnya, Corporate Secretary Bumi Resources Geroad Jusuf menyatakan, Bumi Resources Tbk sepanjang tahun 2005 telah menyelesaikan perjanjian penjualan sebanyak 43,7 juta ton batu bara di mana 27,5 juta ton berasal dari PT Kaltim Prima Coal (KPC) dengan kontrak harga rata-rata 43,66 dollar AS per ton. Sisanya 15,7 juta ton berasal dari PT Arutmin
Sementara itu, di dalam menanggapi pengenaan pajak ekspor (PE) batu bara sebesar 5 persen, Direktur Utama Bumi Resources Ari S Hudaya mengungkapkan, perseroan akan menaati kebijakan pemerintah tersebut. Namun, Bumi adalah perusahaan pertambangan batu bara generasi pertama di mana berdasarkan peraturan tidak akan terkena kebijakan pemerintah tersebut. Pemerintah telah mengerti bahwa guna menarik investor baru, kita harus menciptakan suasana investasi yang kondusif, termasuk kepastian hukum, lingkungan makro-ekonomi yang stabil, dan peraturan pemerintah yang dapat diterima baik oleh korporasi maupun pemerintah sendiri, ujarnya.
sumber: