Berkadar timbal rendah dicari, Konsumsi timah dunia bakal meningkat 8%
Peningkatan permintaan itu seiring dengan rencana industri elektronika di China dan negara maju lainnya untuk menggenjot produksinya.
"Kami perkirakan konsumsi timah [dunia] akan naik menjadi sekitar 8% pada tahun ini," ujar Thobrani Alwi, Direktur Utama PT Timah Tbk, akhir pekan lalu.
Dari jumlah itu, menurut dia, sebagian besar kebutuhan atau 30% adalah kebutuhan terhadap timah yang memiliki kadar Pb rendah (low lead tin).
"Ini tentu akan sangat menguntungkan [kami]. Karena selama ini PT Timah Tbk dikenal sebagai produsen timah berkualitas dengan kadar Pb yang rendah," katanya.
Thobrani menuturkan kecenderungan terhadap timah dengan kadar Pb (timbal) rendah berkaitan erat dengan isu lingkungan yang terjadi di dunia. Sehingga banyak negara-negara industri maju yang membuat kebijakan untuk menggunakan lead free solder.
Tahun lalu, kata dia mengungkapkan produksi timah BUMN pertambangan ini 34.764 ton atau 24% lebih rendah dibanding produksi 2003 yang mencapai 45.906 ton.
Pada akhir 2004, persediaan bijih timah dilaporkan meningkat 116% menjadi 4.272 ton dari 1.978 ton pada akhir tahun sebelumnya.
Sebaliknya, persediaan terak timah turun sekitar 2% menjadi 14.872 ton dari 15.238 ton pada akhir 2003. Demikian pula persediaan logam timah turun 6% menjadi 3.791 ton dari 4.046 ton di akhir tahun yang sama.
Thobrani mengemukakan untuk mempercepat peleburan terak, perusahaan itu telah memutuskan membangun single stage furnace di Pabrik Peleburan Timah Mentok, yang diharapkan akan dapat dioperasikan pada triwulan kedua tahun ini.
"Dengan begitu, diharapkan dapat meningkatkan produksi."
Menyinggung soal persaingan yang ada, Thobrani optimistis keandalan produk timah mampu memenangkan persaingan di pasar dunia.
Apalagi, dia mengklaim, "Banka Tin dan Mentok Tin adalah produk PT Timah yang sudah sangat dikenal konsumen timah dunia."
Selama ini, katanya, PT Timah Tbk memproduksi produk timah berkualitas dengan brand Banka Tin dan Mentok Tin.
Banka Tin terdiri dari tiga jenis Banka, Banka 99,99 dan Banka Low Lead dengan berbagai bentuk dan ukuran. Dari tiga brand ini, yang banyak digunakan konsumen yaitu Banka.
"Produk PT Timah selalu dicari konsumen timah dunia," tandasnya.
Kinerja
Ketika disinggung kinerja perusahaan, Dirut PT Timah mengatakan hal itu sangat ditentukan oleh besarnya volume produksi dan penjualan timah.
Faktor lain yang juga sangat penting adalah fluktuasi harga logam timah dunia dan kurs rupiah terhadap dolar AS.
Selama 2004, kata dia, volume penjualan timah perusahaan tercatat 35.032 ton atau rebih rendah 23% dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 45.373 ton.
Dari jumlah itu, 94,5% di antaranya merupakan penjualan ekspor yakni sekitar 33.091ton, sedangkan sisanya 1.940 ton dijual di dalam negeri.
Thobrani menambahkan meski volume penjualan tahun lalu menurun dibanding 2003, penerimaan penjualan perusahaan meningkat 45% dari Rp1.945,7 miliar selama 2003 menjadi Rp2.812,4 miliar pada tahun lalu.
"Penyebabnya adalah harga timah yang membaik dan kurs rupiah terhadap dolar AS."
Harga timah di London Metal Exchange pada awal 2004 tercatat US$6.585 per ton dan pada akhir tahun lalu mencapai US$7.765 per ton.
Sepanjang 2004 harga logam bergerak pada kisaran tertinggi sebesar US$10.100 per ton dan terendah US$6.265 per ton.
Thobrani mengemukakan selama tahun lalu, harga rata-rata timah yang diterima perusahaan itu sebesar US$8.482 per ton atau 76% lebih tinggi dengan harga rata-rata logam timah pada 2003, US$4.817 per ton.
Sedangkan pada triwulan pertama 2005, harga rata-rata yang diterima PT Timah Tbk lebih tinggi 25,6% menjadi US$8.356 per ton dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar US$6.651 per ton. (zuf)
sumber: