Berau Cocok Kembangkan Minyak Batu Bara

Berau Cocok Kembangkan Minyak Batu Bara

Kaltimpost, 27 Januari 2006 

TANJUNG REDEB - Banyaknya cadangan batu bara di Kabupaten Berau menjadikan daerah ini sangat ideal untuk pengembangan kilang minyak batu bara seperti yang direncanakan pemerintah. "Kalau ditanya cocok, Berau cukup cocok untuk pengembangan minyak batu bara. Sebab cadangan batu bara masih cukup besar," sebut Singgih Widagdo, Direktur Indonesia Coal Society atau Masyarakat Batu Bara Indonesia yang dikonfirmasi Kaltim Post, kemarin.

Ia mengatakan, satu-satunya material yang memiliki unsur karbon selain minyak adalah batu bara. Sehingga, ketika batu bara dicairkan bisa dimanfaatkan menjadi premium (bensin) solar dan bahan bakar lainnya.

Singgih yang juga Public Relation Manager PT Berau Coal ini menyebutkan, untuk cadangan batu bara yang ada di Lati - Berau saja, ia memprediksi sekitar 250 juta metrik ton. "Ini baru di Lati, belum di kawasan lainnya," sebutnya.

Lebih lanjut Singgih menyebutkan, secara teknologi pengembangan minyak batu bara di daerah ini tidak menjadi persoalan. "Yang penting ada tidak investor yang mau mengembangkan kilang minyak batu bara ini. Sebab bahan bakunya sudah ada dan memang sangat ekonomis," imbuhnya.

Ia menyampaikan, pengembangan kilang minyak batu bara ini sudah dilakukan di Afrika Selatan menyusul telah dilakukannya embargo minyak ke negara tersebut. Secara ekonomis, minyak batu bara ini bisa dikembangkan dengan catatan harga minyak mentah di dunia di atas USD25 per barel. Sementara saat ini harga minyak mentah dunia menyentuh level rata-rata USD69 per barel. "Melihat kondisi harga yang cukup tinggi, tentu akan sangat menguntungkan jika dikembangkan," akhirnya.

Sebelumnya, menyikapi kenaikan harga minyak mentah pemerintah akan mengurangi konsumsi bahan bakar minyak di dalam negeri. Antara lain dengan menggantikan penggunaan BBM dengan batubara yang dicairkan (coal liquefaction) dan gas metana batubara (Coalbed Methane/CBM).

Salah satu kebijakan yang krusial akan dirumuskan pemerintah dalam menurunkan pemakaian BBM dengan batu bara. Pemerintah akan mengusahakan cara untuk mengubah batu bara menjadi cairan sebagai pengganti bahan bakar untuk rumah tangga.

Produksi batu bara Indonesia pada saat ini mencapai 150 juta ton per tahun. Sebanyak 70 persen di antaranya untuk memenuhi kontrak penjualan di luar negeri, sisanya 30 persen digunakan di dalam negeri. Kondisi pemakaian batu bara yang sedikit itu diperkirakan akan berlanjut terus hingga tahun 2010. Tetapi dengan pemakaian coal liquefaction, bisa menghemat devisa dan kebutuhan energi dalam negeri bisa dipenuhi.

sumber: