Berau Coal Targetkan Produksi 11 Juta MT

Berau Coal Targetkan Produksi 11 Juta MT
Kaltimpost, 30 Januari 2006

 

TANJUNG REDEB - Meski kandungan batu bara (coal) di Kabupaten Berau cukup melimpah, namun PT Berau Coal (BC), salah satu perusahaan tambang batu bara yang ada di daerah ini enggan mematok target produksi berlebihan. Untuk 2006 ini misalnya, BC memasang target produksi 11 juta metrik ton.

Public Relation Manager PT Berau Coal Singgih Widagdo menyebutkan, 2005 lalu produksi batu bara yang dihasilkan perusahaan tersebut sebanyak 10 juta metrik ton. "Kita memang menaikkan target produksi, tapi naiknya hanya 1 juta metrik ton," ujarnya. Ia menilai, angka 11 juta metrik ton yang ditargetkan 2006 ini bisa terwujud.

Dari total produksi yang dihasilkan, sebagian besar dilepas ke pasaran ekspor selain juga untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Pasar dalam negeri yang rutin dipasok adalah PLTU Paiton dan Suralaya di Pulau Jawa. "Pembagiannya 70 persen untuk ekspor dan sisanya untuk kebutuhan dalam negeri," urai Direktur Indonesia Coal Society alias Masyarakat Batu Bara Indonesia itu.

Ditanya soal harga batu bara, ia mengatakan saat ini yang menjadi patokan harga adalah untuk batu bara dengan mutu 6.322 kalori, harganya dipatok USD42,5.

Lebih lanjut juga dikatakan, dari hasil produksi yang telah dibukukan, perusahaan ini memberikan setoran kepada pemerintah dalam bentuk pajak, bagi hasil dan komponen lainnya sesuai dengan perjanjian untuk 2005 lalu sebesar Rp461,321 miliar. Sementara dana untuk pengembangan masyarakat (community development) 2005 lalu sebesar Rp14,397 miliar termasuk di dalamnya donasi dan bantuan sosial.

Sebelumnya, Petugas Tata Usaha Kantor Pelabuhan Tanjung Redeb Munadi HS SE membenarkan adanya batu bara yang dikapalkan melalui Pelabuhan Tanjung Redeb - Berau itu mencapai 9,86 juta metrik ton. Dari jumlah tersebut, 3,77 juta metrik ton di antaranya merupakan batu bara untuk kebutuhan dalam negeri. Di antaranya untuk memasok PLTU Paiton dan Suryalaya. "Kalau untuk ekspor, negara tujuannya antara lain Korea, Taiwan, Jepang, Hongkong, Thailand, Malaysia, hingga India," bebernya.

sumber: