Berau Coal Inginkan Mandiri

Berau Coal Inginkan Mandiri


Kaltimpost, 20 Januari 2006

 

TANJUNG REDEB - Pertemuan tahunan antara manajemen PT Berau Coal (BC) dengan Pemkab dan sejumlah elemen masyarakat, memang membuahkan banyak catatan penting yang perlu disinergikan antara Perusahaan dengan Pemkab maupun dengan lembaga yang ada di daerah ini. Salah satunya, dengan mensinergikan anggaran community development (Comdev) dengan APBD Berau.

Hal ini menyeruak pada kegiatan presentasi yang digelar di ruang rapat Sekkab, kemarin, yang dihadiri Bupati Drs H Makmur HAPK MM, Wakil Bupati Ir HA Rifai dan Wakil Ketua DPRD H Kamrani Umar serta para pimpinan dinas instansi LSM dan tokoh masyarakat.

Pertemuan tersebut, pada intinya, bagi BC ingin mendapatkan informasi dan masukan sebanyak-banyaknya, di dalam mendukung kebijakan perusahaan, khususnya dalam melaksanakan program Comdev 2006. Untuk itu, BC juga menyampaikn berbagai terobosan yang telah dilakukan selama tahun 2005 dan tahun-tahun sebelumnya.

Yang pasti, dalam perjalanan hingga mendekati pasca tambang nanti, menurut manajemen perusahaan BC, ada mimpi yang akan diwujudkan, yakni terciptanya situasi yang mandiri pada pasca tambang nanti. Bentuknya, tersedianya sarana umum serta bergeraknya berbagai kegiatan ekonomidan pengembhangan mental, kebudayaan serta agama maupun hiburan.

Selama tahun 2005, BC telah menyalurkan program comdev di bidang pendidikan dan pengetahuan yang seluruhnya bila dinilai sekitar Rp2,9 miliar, kesehatan dan nutrisi Rp235,2 juta, lingkungan dan budaya Rp124,6 juta dan kontribusi sosial Rp3,5 miliar atau seluruhnya mencapai angka Rp6,8 miliar lebih. Tahun 2006 ini, akan lebih di tingkatkan, terutama pendidikan dan pengetahuan sekitar 48,7 persen dari seluruh kegiatan.

Bupati dalam kesempatan dialog, juga memberikan penekanan kepada BC, agar dana comdev tersebut dapat dimasukkan dalam APBD dengan tetap mensinergikan program yang dikerjakan. Sebab, hasil batu bara merupakan milik semua warga kabupaten Berau, sehingga wajar bila semua masyarakatg Berau bisa menikmati.

Sedangkan wabup Ir HA Rifai, juga memberikan gambaran kewajiban perusahaan dibanding produksi yang mencapai 11 juta metrikton setiap tahun, setidaknya kontribusi ke daerah juga lebih besar. Sebab, bila melihat persentasi yang diterima selama ini, relatif sangat kecil. Begitupun dengan kontrak karya yang selama ini memang belum pernah diberikan kepada daerah. Ada yang dimiliki, namun dalam bentuk bahasa Inggris mdengan terjemahan bebas. "Ironis, sebagai daerah penghasil, namun kontrak karya sendiri tidak dimiliki," kata Rifai. Pada sesi dialog, cukup berkembang, yang kesemuanya dalam bentuk kritik untuk perbaikan ke depan.

sumber: