Bendungan Bijih Besi Jebol

Bendungan Bijih Besi Jebol

Jumat, 07 April 2006 00:52:19 Kotabaru, BPost
Guyuran hujan deras mengakibatkan bendungan di lokasi pabrik tambang bijih besi PT Sebuku Iron Lateristic Ores (SILO) di Desa Sungai Bali, Kecamatan Pulau Sebuku, Kotabaru, jebol.

Jebolnya bendungan berukuran 20/100 meter milik PT SILO yang terjadi Kamis (6/4) sekitar pukul 05.00 Wita itu, menyebabkan kawasan pabrik terendam air dengan ketinggian lima meter.

Kaspul Anwar Manajer PT SILO Perwakilan Kotabaru, ketika dikonfirmasi mengatakan, pihaknya telah menerima laporan bendungan yang menampung air hujan di lokasi pabrik jebol akibat diguyur hujan beberapa sejak Rabu (5/4) malam.

"Tadi pagi kami menerima laporan bahwa bendungan air kami jebol. tetapi tidak disebutkan sejauh mana kerusakan lokasi akibat luapan air tersebut," katanya.

Bendungan yang dibendung dengan tanah selebar delapan meter itu biasa diguanakan untuk menyiram debu jalan saat musim kemarau.

Air tampungan itu hanya digunakan untuk menyiram jalan saja, bukan untuk yang lainnya atau bahkan untuk menampung limbah.

Dalam persitiwa tersebut, Manajemen PT SILO Sebuku langsung melakukan pemutusan hubungan kerja kepada salah seorang Supervisor Mobile Happy Equipment, Masteroni (50) karena dianggap telah lalai dalam tugasnya.

Masteroni yang telah bekerja di PT SILO sejak 25 maret 2005 itu mengaku sangat kecewa karena tanpa memberikan alasan yang jelas dia di PHK.

Untuk menebus kekecewaanya itu dia akan menyampaikannya kepada manajemen yang lebih tinggi. "Saya akan lapor setingkat dengan menteri di Jakarta," katanya.

Sementara, PT SILO yang telah melakukan ekploitasi sejak 2004 di atas lahan 9.000 hektare dari ijin ekplorasi 9.77 hektare akan beroperasi pertambangan di wilayah Sebuku selama 30 tahun.

Mulai 2006 perusahaan yang memiliki sekitar 300 karyawan dan 80 persennya warga lokal itu menargetkan produksi bijih besi sebesar 2 juta ton pertahun.

"Meskipun pada 2005 kami hanya sanggup memproduksi bijih besi sekitar 500-600 ton pertahun, tetapi mulai 2006 mudahan kami dapat meningkatkan produksi 2 juta ton per tahun," kata Kaspul Anwar. dhs/ant

sumber: