Batu Bara, Antara Niscaya Dan Bencana (3-Habis)Taruhan Bagi Anak Cucu
BUKAN rahasia lagi, sosok Nabiel Makarim dikagumi oleh aktivis lingkungan. Maklum, menteri yang satu ini berani menentang segala kebijakan yang menyebabkan kerusakan lingkungan. Tak heran jika kemudian ia dimusuhi investor yang ingin masuk ke Indonesia gara-agar menolak eksploitasi kekayaan alam.
Ketika menghadiri ikrar anti penambangan tanpa izin (Peti) di Kalsel beberapa waktu lalu, ia melontarkan sebuah pepatah yang berbunyi, "Arang habis besi binasa, cukong pulang ke Jakarta, masyarakat Kalimantan jadi sengsara".
Nabiel yang beristrikan Urang Banua ini mengaku prihatin dengan kondisi masyarakat Kalimantan, akibat maraknya aktivitas penambangan. Diperkirakan dia, bila kekayaan alam telah habis ditambang, masyarakat tinggal gigit jari.
"Terutama anak cucu kita, mau dapat apa mereka? Apa mereka harus mengungsi dari bumi Kalimantan untuk mencari hidup?" cetus Nabiel.
Meneg LH yang pernah melakukan road show di Kalimantan mengaku prihatin dengan kondisi rusaknya lahan akibat aktivitas penambangan yang membabi buta. Tanah sudah kehilangan toksoil dan kini tinggal bebatuan yang tak bisa menghasilkan apa-apa lagi.
Oleh karena itu, dia menyarankan agar pemerintah setempat membatasi jumlah penambangan, terutama penambangan tanpa izin. "Stop penambangan, jangan ada lagi. Pada prinsipnya, apakah itu dengan izin apalagi tidak berizin, jelas merusak lingkungan," tegas menteri.
Saran lain, jalinan kemitraan dengan PT Arutmin Indonesia harus tetap dalam kerangka pengendalian penambangan. Kalau selama ini ada kendala pembayaran bagi penambang eks Peti dari PT Arutmin, Nabiel berjanji akan membantu dengan melibatkan bank.
"Bila ada yang tidak mau kerja sama, maka Kementrian Lingkungan Hidup akan membawanya ke pengadilan," ancamnya waktu itu.
Nabiel sendiri tinggal menghitung hari, menjadi seorang menteri. Pertanyaannya apakah Nabiel akan tetap dipertahankan dalam kabinet periode 2004-2005 nanti?.
Apalagi kini tersiar kabar tidak sedap. Kementerian lingkungan hidup bakal dihapuskan. Alasannya, menghambat investor masuk ke Indonesia karena selalu kritis menyikapi dampak lingkungan ketika investor itu masuk mengeruk kekayaan Indonesia. rbt