Bank Dunia: Iklim Investasi RI Melemah
Investor
Menurut laporan terbaru Bank Dunia, sedikitnya 400.000 warga Indonesia telah kehilangan mata pencaharian antara periode Mei 2002 hingga Februari 2003. Mengutip data pemerintah, tingkat pengangguran resmi di
Laporan Bank Dunia tersebut baru akan dipublikasikan hari ini oleh Wakil Presiden Regional Bank Dunia, Jemal-ud-din Kassum.
Tanpa perbaikan di sektor investasi, ekonomi
Menurut sejumlah jajak pendapat terbaru, tulis laporan Bank Dunia, lonjakan angka pengangguran terbuka atau setengah pengangguran itulah yang menjadi alasan utama mengapa banyak rakyat Indonesia tidak ingin memilih kembali Presiden Megawati Soekarnoputri pada pemilihan presiden 5 Juli mendatang.
Bank Dunia menyatakan, pertumbuhan ekonomi
Kendati demikian, laporan Bank Dunia menegaskan,
Indikasinya, utang pemerintah turun lebih dari separuh menjadi 69% dari produk domestik bruto (PDB) selama lima tahun terakhir berkat kerja keras pemerintah Indonesia memangkas pengeluaran dan mendongkrak pendapatan.
Selain itu,
Investasi Kuartal IV
Kembali soal investasi di Indonesia, beberapa waktu lalu Menteri Keuangan Boediono optimistis, apabila proses pemilu 2004 berhasil dilewati dengan aman dan lancar, ditambah adanya dukungan kebijakan yang rasional, maka memasuki kuartal IV/2004 dipastikan investor akan segera memasukkan modalnya di Indonesia.
Pemerintah juga memproyeksikan besarnya investasi yang diperlukan untuk mencapai angka pertumbuhan ekonomi 5% pada tahun 2005 dan 5,5% tahun 2006 adalah sebesar Rp 379,8 triliun dan Rp 471,4 triliun.
Berbagai upaya telah ditempuh pemerintah untuk menggenjot investasi. Pekan lalu misalnya, telah ditandatangani Keppres tentang pelayanan investasi satu atap. Selain itu, guna mempertahankan momentum kebangkitan investasi di Indonesia pada tahun ini, BKPM menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan pemerintah daerah yang diwakili oleh 32 gubernur dari seluruh wilayah Indonesia yang tergabung dalam Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI). Kemudian, pemerintah membentuk kelompok kerja ekspor-investasi yang dikomandani Menko Perekonomian Dorodjatun Kuntjoro-Jakti