Badan Geologi Nasional Segera Terbentuk
Badan Geologi Nasional Segera Terbentuk BANDAR LAMPUNGâ€â€MIOL: Pemerintah segera membentuk badan geologi nasional (BGN) di bawah koordinasi Kementerian Pertambangan dan Energi, yang bertugas mengoordinasikan semua kejadian dan prakiraan tentang berbagai hal terkait bidang tersebut. \"Embrio terbentuknya badan geologi keppresnya sudah memutuskan di departemen kami, karena itu kita berupaya menjadikannya sebagai badan geologi nasional,\" kata Dirjen Geologi Sumber Daya Mineral Departemen Pertambangan dan Energi Simon F Sembiring, di Bandar Lampung, Selasa. Simon mengatakan, fungsi dari badan tersebut akan mencakup semua aspek kegeologian, namun yang paling utama untuk berkoordinasi dengan berbagai pihak atau lembaga yang selama ini menanganani permasalah itu. Selama ini, lanjutnya, geologi terpecah-pecah di berbagai tempat seperti LIPI dan lainnya. Karena itu, jika dibentuk suatu badan maka akan terkoordinasi satu dengan lainnya. Menyinggung apakah rencana itu sebagai bentuk aksi dari tsunami, Simon menepisnya karena sudah diagendakan cukup lama yakni 10-15 tahun lalu. Dan BGN tersebut diperlukan seperti di negara-negara maju lainnya. Sementara pada sambutan pembukaan Simposium Bencana Gempa dan Tsunami, Simon mengatakan, pemerintah daerah sering menerapkan kebijakan-kebijakan yang justeru bertolak belakang dengan bidang geologi. \"Misalkan Tangkuban Perahu diperingatkan dalam kondisi siaga, maka pemerintah daerah setempat akan protes karena tidak mendapatkan PAD. Padahal peringatan tersebut melalui penelitian cermat,\" kata dia lagi. Kalau sudah terjadi bencana, maka tidak ada yang mau bertanggung jawab, bahkan menyalahkan pihak geologi karena tidak memberikan peringatan. Mengenai early warning system, Simon mengatakan jangan terlalu latah karena biayanya sangat mahal. Jangan berpikir dapat dibeli dengan dimasukkannya ke dalam daftar isian proyek (DIP), sebenarnya cukup menggunakan budaya daerah seperti kentongan. Namun, lanjutnya, bukan berarti sistem tersebut tidak berguna, tetapi diusahakan jangan di setiap tempat guna efisiensi dan penghematan. Rektor Unila Prof Dr Ir Muhajir Utomo mengatakan, Indonesia berada pada pertemuan tiga buah lempeng yang mengakibatkan gempa serta tsunami, berefek sangat buruk bagi warga yang terkena. \"Tetapi sangat disayangkan warga yang menempati zona tersebut hampir seluruhnya belum begitu memahami gejala, efek dan hal penting lainnya. Karena itu sangat mendesak memberikan pengertian tentang itu semua,\" tandasnya. Sekretaris Daerah Provinsi Lampung Rahmat Abdulah mengatakan sistem peringatan dini dan pendidikan pada masyarakat untuk membiasakan diri hidup berdampingan dengan bencana alam perlu dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan. (Ant/Ol-1)
sumber: