Badan Geologi evaluasi kemungkinan longsor susulan
Badan Geologi evaluasi kemungkinan longsor susulan
Bisnis, 9 Januari 2006
ÂÂ
Kepala Badan Geologi Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral Bambang Dwiyanto menuturkan daerah longsoran di Jember terletak pada zona kerentanan gerakan tanah menengah yang merupakan lereng bagian selatan Gunung Argopuro dengan ketinggian 460-500 meter di atas permukaan laut dengan kemiringan lereng lebih dari 20 derajat.
Menurut hasil kunjungan lapangan Tim Tanggap Darurat, di lokasi bencana terdapat lembah-lembah yang curam dan dalam sehingga menyebabkan aliran air menjadi tinggi dengan erosi yang kuat.
Di lokasi kejadian juga terjadi longsoran tebing di hulu sungai sehingga terjadi bendung alam yang menyebabkan terjadinya akumulasi air di lereng bagian atas. Dengan tingginya curah hujan, akumulasi air meningkat sehingga bendung tidak kuat menahan masa air dan terjadi banjir banding disertai longsor dan menerjang desa-desa di bawahnya.
Sementara itu, longsor yang terjadi di Banjarnegara juga disebabkan oleh curah hujan yang tinggi dan kemiringan lereng bukit di atas permukiman yang masuk dalam zona kerentanan gerakan tanah tinggi dengan vegetasi yang tidak mendukung kohesivitas tanah di sekitar lokasi longsoran.
"Tim Tanggap Darurat yang diterjunkan ke lokasi bencana terus melakukan koordinasi dengan aparat pemerintah daerah dalam upaya penanggulangan bencana dan memberikan rekomendasi teknis penanggulangan banjir banding dan gerakan tanah," ujarnya seperti dikutip dari situs resmi departemen itu.
Tim, kata Bambang, juga memberikan sosialisasi kepada aparat pemda dan masyarakat secara langsung tentang tata cara penanganan bencana gerakan tanah dan banjir bandang.
sumber: