ASEAN Workshop on Corporate Social Responsibility (CSR) and Seminar on ASEAN Rules and Regulation in Mining Industry

Pada tanggal 22 hingga 24 Juli 2008 telah dilaksanakan kegiatan ASOMM+3 (ASEAN Senior Official Meeting on Minerals, and its  three dialogue partners: China, Japan, Korea). Acara ini merupakan tindaklanjut pertemuan tahun sebelumnya di Myanmar, tepatnya pada tanggal 8 Juni 2007. Indonesia mendapat kesempatan sebagai tuan rumah pada tahun 2008. Kegiatan ini diberi nama ASEAN  Workshop on Corporate Social Responsibilty (CSR) and Seminar on ASEAN Rules and Regulation in Mining Sector. 

Dirjen Mineral, Batubara dan Panas Bumi, Dr. Ir Bambang Setiawan mengatakan, melalui workshop dan seminar ini, masing-masing negara ASEAN akan dapat melakukan sharing pengalaman dan saling bertukar informasi  dalam praktek pertambangan. Dengan demikian negara-negara ASEAN mampu bersaing dalam pasar pertambangan global. Beliau juga menegaskan bahwa kegiatan ASOMM+3 ini dapat menjadi ajang saling bertukar pengalaman dan menjalin hubungan harmonis antar negara. Penjelasan tersebut disampaikan Dr. Ir. Bambang Setiawan saat membuka acara workshop dan seminar.

Dalam acara ini ada 8 perwakilan negara ASEAN yang hadir, yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Kamboja, Laos, Myanmar, Thailand, dan Vietnam. Hadir pula perwakilan pemerintah Jepang dan juga sponsor acara yaitu dari Nippon Mining and Metals Co, Ltd. Selain itu, perwakilan pemerintah pusat, daerah, dan perusahaan pertambangan dari Indonesia juga turut serta mengikuti workshop dan seminar ini.

Selama dua hari masing-masing negara memaparkan kondisi dan pengalaman dalam bidang CSR dan perkembangan peraturan industri pertambangan. Selanjutnya di hari terakhir seluruh peserta mengikuti field trip ke museum geologi Bali dan beberapa tempat wisata di pulau Bali.

Pada hari pertama, tanggal 22 Juli 2008, difokuskan pada pembahasan perkembangan CSR. Acara yang dipandu oleh Noke Kiroyan dari Kiroyan Partners ini juga menghadirkan dua perusahaan pertambangan, yaitu PT. Freeport dan PT. Kaltim Prima Coal. Mereka menjelaskan perkembangan program CSR yang telah dilakukan oleh dua perusahaan besar itu. Kegiatan hari pertama ditutup dengan paparan dari Noke Kiroyan sebagai ketua konsorsium CSR di Indonesia. Noke Kiroyan menjelaskan konsep CSR, khususnya mengenai framework CSR dalam industri pertambangan.

Sedangkan pada hari kedua, tangal 23 Juli 2008, acara seminar membahas mengenai kondisi dan perkembangan peraturan serta kebijakan masing-masing negara untuk dunia pertambangan. Setiap perwakilan negara ASEAN mendapat kesempatan memaparkan peraturan dalam bidang pertambangan yang berlaku di negara masing-masing. Peserta pun dengan aktif dan antusias berdiskusi dalam seminar yang dipandu oleh Dekan Fakultas Hukum Universitas Indonesia ini, Prof. Dr. Himahanto Juwana. Di akhir acara beliau juga memberikan paparan mengenai perbandingan Peraturan dan Kebijakan dalam Bidang Pertambangan Internasional.

Dengan serius para peserta mengikuti seluruh rangkaian acara. Kegiatan yang bertempat di Hotel Hard Rock Bali ini memberikan dukungan kenyamanan bagi peserta. Selain fasilitas yang baik, peserta juga dapat menikmati alam Bali yang mempesona. Hal ini turut memberikan citra budaya dan pariwisata Indonesia kepada seluruh peserta, terutama perwakilan negara-negara ASEAN.

Disela hari pertama dan hari kedua, panitia juga menjamu peserta dengan makan malam di Hotel Santika Bali. Sembari menikmati makan malam, peserta diperkenalkan dengan tarian Bali, kebanggaan budaya bangsa Indonesia. Dengan nuansa budaya Bali yang begitu kental, seluruh peserta dapat berdiskusi dengan santai.

Saat menutup acara hari kedua, Dr. Sukma Saleh Hasibuan menyampaiakan ucapan terimakasih kepada seluruh undangan yang telah mengikuti kegiatan dengan optimal. Untuk mampu bersaing dalam persaingan global, maka negara-negara ASEAN perlu meningkatkan komitmen bersama  untuk menciptakan kondisi yang kondusif.

Dalam workshop dan seminar ini, peserta telah banyak saling berbagi informasi dan pengalaman dalam bidang CSR serta peraturan di masing-masing negara. Untuk menindaklanjuti hasil ini, rencananya tahun depan akan dilaksanakan kegiatan serupa di Filipina.

sumber: