Apresiasi dolar dongkrak saham tambang
Penguatan dolar AS terhadap rupiah hingga level Rp9.590 berpotensi melambungkan kinerja ekspor emiten tambang tahun ini. Karena sebagian besar pendapatan emiten tambang dalam denominasi dolar AS. Selain faktor rupiah, lonjakan saham sektoral juga dipicu naiknya harga minyak dunia.
Pekan lalu, harga minyak di pasar internasional berhasil menyentuh level tertinggi di US$54 per barel. Kecenderungan ini dipicu meningkatnya permintaan minyak dunia. Pelaku pasar langsung menyambut lonjakan harga minyak tersebut dengan memburu saham tambang di BEJ.
Bagaimanapun, melambungnya harga minyak dunia akan mendongkrak pendapatan maupun laba emiten sektoral tahun ini. Saham tambang diperkirakan terus menguat bila harga minyak tetap bertengger di atas US$50 perbarel.
Di sisi lain, fluktuasi rupiah yang tajam dan melemah atas dolar AS juga menguntungkan perusahaan tambang di dalam negeri.Utamanya adalah emiten yang bergerak di sektor energi dan minyak.
Sementara itu, melemahnya mata uang kuat dunia, seperti yen dan euro belakangan ini turut melambungkan harga saham tambang di bursa. Indeks pertambangan pekan lalu menguat signifikan 4,84% pada posisi 121,092 dibanding sebelumnya di 115,503. Kegiatan transaksi berlangsung marak dan bergairah.
Total volume saham tambang yang berpindahtangan sebanyak 698 juta lembar senilai Rp801 miliar. Saham Bumi Resources bukukan nilai transaksi tertinggi Rp357 miliar dengan kenaikan kurs Rp70 per unit.
Berikut saham Timah senilai Rp105 miliar, serta Antam sebesar Rp83 miliar. Kedua emiten ini juga telah membagikan dividen tahun buku 2004 kepada investornya. Timah memberikan dividen sebesar Rp162 per unit saham serta Aneka Tambang dengan dividen sebesar Rp142 per lembar sahamnya.
Secara umum, saham sektoral tampak likuid dan atraktif diperjualbelikan di BEJ.Kondisi ini diperkirakan berlanjut, terutama apabila harga minyak dunia tetap berada di level US$50 per barel dan kurs rupiah bertengger di atas level Rp9.500 per dolar AS.
Kelompok saham tambang masih menyimpan potensi gain tinggi hingga akhir tahun. Untuk itu, bergegaslah Anda membelinya karena sekarang adalah momentum tepat.
Sigma Research
ÂÂ
sumber: