Antam Usulkan Penerbitan Saham Baru Tujuh Persen
Jakarta, Kompas -8 Maret 2004 - Manajemen PT Aneka Tambang Tbk mengusulkan untuk melakukan penerbitan saham baru melalui pola penawaran umum terbatas (right issue) sebesar tujuh persen bersamaan dengan pelaksanaan proses divestasi saham pemerintah yang direncanakan sebanyak 14 persen pada tahun 2004 ini.
"Sejauh ini pemerintah belum memutuskan berapa persen dari divestasi yang bisa dilakukan melalui right issue. Hal itu karena sampai saat ini masih dalam tahap evaluasi. Kami masih menunggu. Kalau semua sudah okay, ya tahun ini kami melakukan penawaran," kata Direktur Utama PT Antam Tbk Aditya Sumanagara, Sabtu (6/3) di Gedung Antam, Jalan TB Simatupang, Tanjung Barat, Jakarta Selatan.
Seusai memberi keterangan resmi seputar kecelakaan di Tambang Emas Gunung Pongkor, Kabupaten Bogor, kepada pers Aditya mengatakan, penawaran itu masih dalam proses. "Sekarang sudah dalam tahap evaluasi berapa, bagaimana besaran atau bagaimana kombinasinya," ujar Aditya.
Ditanya kapan hasil keputusan itu bisa diperoleh, Aditya mengatakan, semuanya tergantung dari pemerintah. "Divestasi dari pemerintah mungkin pada semester satu ini. Tapi semua tergantung dari pemerintah. Right issue, penjamin pelaksana emisi (underwriter) masih dibicarakan. Yang pasti pada RUPS (rapat umum pemegang saham) sekitar bulan Mei atau Juni mendatang sudah ada keputusan," ujar Aditya.
Menurut dia, hingga kini pemerintah pun masih memproses penunjukan underwriter (penjamin emisi). Ia menolak menyebutkan nama penjamin emisi yang masuk dalam sorted list pemerintah.
Antam saat ini membutuhkan dana untuk proyek pertambangan bauksit Alumina Tayan di Kalimantan Selatan senilai sekitar 210 juta dollar AS yang diharapkan dari right issue dan mitra strategis.
Rp 2 triliun
Pada kesempatan yang sama Direktur Keuangan PT Antam Tbk Kurniadi mengatakan, pihaknya memperkirakan angka penjualan emas pada tahun 2003 naik mencapai Rp 2 triliun dari angka penjualan tahun sebelumnya sebesar Rp 1,711 triliun dengan laba bersih Rp 202,02 miliar.
"Laporan keuangan masih dalam proses audit. Hasil audit keuangan baru bisa keluar sekitar bulan Maret. Namun, kami memperkirakan bisa mencapai Rp 2 triliun karena terdorong oleh meningkatnya harga emas di pasaran dunia, terutama pada kuartal terakhir tahun lalu," kata Kurniadi.
Sementara itu, Aditya mengatakan, naik turunnya harga emas sangat dipengaruhi oleh keadaan ekonomi dan keamanan dunia. Selain itu, harga emas masih dipengaruhi oleh perkembangan dollar AS.
Ia mengharapkan tahun ini kinerja perseroan akan lebih baik mengingat harga emas di pasaran dunia bisa lebih dari 400 dollar AS per troy once dari harga tahun lalu sebesar 387 dollar AS per troy once.
Dalam penjelasan kepada wartawan, Asisten Kuasa Direksi Unit Bisnis Pertambangan Emas Pongkor Eko Warman mengatakan, stok emas di pertambangan Pongkor masih bisa bertahan sampai tahun 2014 hingga 2015. Kadar biji emas 12 sampai 15 gram per ton. Sementara perak 160 sampai 180 gram per ton.