Amerika Utara Tunggu Batu Bara Kalsel
Amerika Utara Tunggu Batu Bara Kalsel
Banjarmasin, BPost
Hal itu dikemukakan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kalsel, Subardjo, di sela-sela sosialisasi optimalisasi perdagangan di Amerika Utara yang diadakan atas kerja sama Dirjen Perdagangan Internasional Depdagri dan Disperindag Kalsel di Jade Garden International Restaurant, Banjarmasin, Selasa (29/11).
"30 persen dari total ekspor batu bara Kalsel diserap oleh Jepang sebanyak 9,1 juta ton dan India 7,1 juta ton. Sedangkan sisanya diserap negara-negara ASEAN seperti Filipina dan Thailand," kata Subardjo.
Dari pemasaran total volume tersebut diperoleh pendapatan sebesar Rp1.262.582. 117,73 atau naik sekitar 47,37 persen dari periode sebelumnya Rp856.721.729,16.
"Pendapatan sebesar ini hanya dalam ruang lingkup penjualan Asia, bagaimana kalau dipasarkan ke Amerika Utara seperti Amerika Serikat, Kanada dan Mexico, tentu saja pendapatan dari market akan lebih besar," tambahnya.
Peluang perdagangan dan ekspor batu bara Kalsel di Amerika Utara. lanjut dia, cukup besar karena pendapatan perkapita di AS cukup besar yakni sekitar 20.000 dolar AS per tahun. Selain itu mekanisme pemasaran lebih mudah karena jaringan distribusi telah tersedia.
"Selain batu bara, sembilan komoditi ekspor unggulan Kalsel lainnya layak di perdagangkan di Amerika Utara yakni kayu, klinker, pasir sirkon, biji besi, rotan, produk perikanan dan pasir kuarsa," jelasnya.
Secara peringkat produk kayu seperti plywood dan mebel menduduki peringkat pertama dengan volume mencapai 397.807.970,65 kilogram. Selanjutnya Klinker sebanyak 261. 444.283,67 kg, pasir sirkon 64.996.162 kg, biji besi (62.169.114,50 kg), produk karet alam 11.604.103,28 kg, produk rotan 5.409.660,24 kg, produk perikanan 956.706,40 kg serta pasir kwarsa dengan volume 46.507 kg.
Wakil Ketua Kadinda Kalsel, Adi Laksono, yang tampil sebagai pembicara mengatakan pasaran khusus produk kayu tak kalah dengan batubara. Hanya saja kendala pengusaha lokal untuk memenuhi kebutuhan ekspor terkendala pada bahan baku kayu yang kian sulit didapat.
"Walaupun ada kendala tetapi sampai saat ini perusahaan kayu di Kalsel masih tetap meningkatkan kualitas dan kuantitas produk untuk ekspor," cetusnya.
Di samping itu, Adi juga mengatakan, saat ini pangsa pasar karet sedang membaik. Setidaknya harga jual karet alam saat ini berada di kisaran 1,2 dolar AS, sehingga sangat menguntungkan bagi para pengusaha maupun petani karet rakyat.
"Minimal ketiga produk yakni batu bara, kayu dan karet yang ditingkatkan, pasaran Kalsel tentu dapat menembus pangsa pasar Amerika Utara yang penuh persaingan," jelasnya.
Tingginya realisasi ekspor batu bara Kalimantan Selatan Januari hingga September 2005, yang mencapai volume 39,526 miliar kilogram, atau naik sekitar 12,71 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya sekitar 34,661 miliar kilogram, memerlukan jaringan pemasaran luas. sumber: