Alternatif Energi Angkat Saham Bukit Asam

 Kamis, 01 September 2005, 01:02 WIB
Alternatif Energi Angkat Saham Bukit Asam

Kemungkinan penggunaan alternatif energi batubara, membuat saham PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) menarik dikoleksi. Meskipun, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) juga ikut memberikan tambahan beban operasional bagi perseroan.

Apalagi, ekspor perseroan diperkirakan juga akan meningkat, kata analis PT Mitra Investdana Sekurindo Sumarmo kepada Investor Daily di Jakarta, Rabu (31/8).

Pada perdagangan kemarin, saham PTBA ditutup menguat Rp 40 ke posisi Rp 1.740. Volume transaksi saham PTBA mencapai 59,66 ribu lot senilai Rp 52,09 miliar. Frekuensi transaksi yang dibukukan sebanyak 854 kali.

Sumarmo menambahkan, kinerja PTBA cukup bagus, meskipun pada 2005 akan tersendat karena kenaikan harga BBM. Jadi, dalam jangka pendek, investor dapat mengakumulasi beli saham ini ketika harga turun, dan jual ketika naik, jelas dia. Dia mengatakan, pergerakan harga saham PTBA akan tergantung pada sentimen positif di pasar.

Sedangkan analis PT Sinarmas Sekuritas Alfiansyah sependapat, harga saham PTBA bergantung pada pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG). Kondisi saham PTBA yang fluktuatif sangat dipengaruhi pasar, kata dia.

Dengan kondisi seperti ini, pemodal masih menunggu kebijakan nyata pemerintah untuk memperkuat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Sementara itu, pemerintah juga dihadapkan dengan kenaikan harga minyak mentah yang sempat menembus level US$ 70 per barel. Jadi, untuk jangka pendek, investor sebaiknya menunggu dulu pergerakan saham ini, imbuhnya.

Dia mengatakan, dengan kebutuhan energi alternatif batubara yang mencapai 40% berpotensi mendongkrak kinerja perseroan.

Secara teknis, pergerakan saham PTBA sulit diduga, karena cenderung volatile.Indikator teknis yang ada menunjukkan saham PTBA bergerak netral dengan kecenderungan menguat. Indikator RSI (relative strength index, red) menunjukkan saham PTBA dalam posisi netral dengan kecenderungan menguat, imbuhnya.

Sedangkan indikator commodity channel index (CCI) memperlihatkan saham PTBA dalam posisi oversold. Namun, indikator stochastic oscillator sedikit membentuk pola momentum, tapi belum sempurna.

Rekomendasi

Berdasarkan analisis teknis maupun fundamental, Sumarmo merekomendasikan buy on weakness atau sell on strength saham Tambang

Batubara Bukit Asam untuk perdagangan jangka pendek. Sedangkan dalam perdagangan jangka panjang, dia cenderung menyarankan investor untuk jual di atas, dan beli di bawah ketika harga turun.

Support saham PTBA pada posisi Rp 1.500 dan resistance di level Rp 1.800, jelas dia.

Sementara itu, Alfiansyah merekomendasikan wait and see saham PTBA untuk jangka pendek. Namun, dalam jangka panjang, dia merekomendasikan beli saham sektor pertambangan tersebut. Support saham PTBA di level Rp 1.610 dan resistance pada Rp 1.930, ujar dia. (art)

sumber: