Akibat Longsor, KA Batu Bara Terjungkal

Kompas, 21 Maret 2005

Palembang, Kompas - Lima gerbong dan dua lokomotif dari kereta api batu bara rangkaian panjang atau yang biasa disebut Babaranjang terjungkal di daerah Tanjung Enim, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan, Minggu (20/3) pukul 02.15. Tak ada korban jiwa dalam peristiwa itu, tetapi enam awak kereta menderita luka-luka akibat benturan dan harus dirawat di rumah sakit.

Menurut Kepala PT Kereta Api (Persero) Divisi Regional III Sumatera Selatan (Sumsel) Roni Wahyudi, kecelakaan disebabkan longsor yang terjadi setelah hujan yang terus mengguyur daerah itu sejak Sabtu sore hingga Minggu pagi.

"Rel anjlok ke bawah karena tergerus arus banjir dari daerah atas. Ketika ada kereta yang membawa 35 gerbong lewat, dua lokomotif di bagian depan dan lima gerbong yang di belakangnya langsung terseret longsoran. Lokomotif dan gerbong itu terjungkal sampai empat meter ke bawah, dan sebagian gerbong menggantung," katanya.

Saat kejadian, kereta kosong bernomor KA 55107 itu sedang dalam perjalanan dari Stasiun Kereta Api Kertapati, Palembang, menuju Tanjung Enim untuk mengambil batu bara. Di daerah Tanjung Enim, tepatnya pada Kilometer 01+5/6, rangkaian kereta itu tiba-tiba terjungkal ke bawah. Kecelakaan di lokasi yang terletak sekitar 200 kilometer dari Palembang itu sulit diantisipasi karena keadaan rel baru diketahui saat itu juga.

Akibat kecelakaan tersebut, 28 kereta yang akan melalui jalur khusus batu bara itu terpaksa dibatalkan. Lalu lintas di jalan lintas tengah Sumatera antara Muara Enim dan Baturaja yang berada di bawah jalur rel yang longsor juga tersendat. Diperkirakan jalur rel kereta akan normal dan bisa digunakan lagi pada Senin siang.

Saat ini berbagai alat berat dan sekitar 150 pekerja dikerahkan untuk mengangkat lokomotif dan gerbong yang terjungkal, serta membenahi kawasan yang longsor. Jalur yang longsor sepanjang 150 meter dengan kedalaman sampai 10 meter.

"Pengangkatan kereta dan perbaikan rel yang ikut anjlok sulit dilakukan karena longsoran terlalu dalam. Kami terus berkonsentrasi membenahi jalur yang rusak itu agar segera bisa digunakan. Targetnya besok (Senin ini-Red) sekitar pukul 11.00 sudah bisa normal lagi," kata Roni.

Dalam peristiwa itu enam awak kereta menderita luka-luka akibat benturan. Mereka semua langsung dilarikan ke RS AK Gani, Palembang. Setelah diobati, empat orang di antaranya sudah bisa pulang, sedangkan dua orang lagi masih harus menjalani rawat inap.

Setelah kecelakaan tersebut, PT Kereta Api Divisi Regional III Sumsel berjanji untuk meningkatkan pengecekan semua rel yang berada di wilayahnya. Itu penting untuk mengantisipasi hujan dan banjir yang bisa menghambat jalur rel kereta, terutama di daerah-daerah yang selama ini rawan.

sumber: