Air Danau Anaeuk Laot Menyusut

Air Danau Anaeuk Laot Menyusut Sabang, Kompas - Pascabencana gempa dan tsunami, tinggi air Danau Anaeuk Laot di Pulau Weh, Nanggroe Aceh Darussalam, yang menjadi sumber air utama masyarakat Sabang, menyusut hingga tiga meter. Penyusutan itu disebabkan meluasnya rekahan di dasar danau sehingga air danau merembes dan terbuang ke laut. Wali Kota Sabang, Sofyan Haroen, yang ditemui pekan lalu, mengungkapkan, penyusutan air danau mengancam ketersediaan air warga Sabang. �Selama ini masyarakat Sabang tergantung dari Danau Anaeuk Laot. Penyusutan air danau jadi ancaman serius bagi kami,� tuturnya. Menurut Sofyan, baru-baru ini Badan Penelitian dan Pengembangan Teknologi (BPPT) telah melakukan penelitian terhadap fenomena penyusutan air danau dan menemukan membesarnya rembesan air ke laut. Sebelum gempa, debit air danau yang merembes ke laut hanya 30 liter per detik, tetapi sekarang mencapai 80 liter per detik, ujarnya. Sofyan menambahkan, selain akibat rembesan air karena gempa, penyusutan air danau juga disebabkan pengambilan air oleh PDAM Sabang sebanyak 30 liter per detik sejak dua tahun terakhir. Kami telah meminta agar PDAM tidak mengambil air langsung dari danau, tetapi mengambil dari rembesan air yang terbuang percuma ke laut. Dengan demikian PDAM tidak akan dituding sebagai penyebab menyusutnya air danau, ujarnya. Lima tahun lalu, luas Danau Anaeuk Laot 75 hektar, namun saat ini diperkirakan menyusut lebih dari 10 hektar. Dari pantauan Kompas, penyusutan air itu sangat jelas terlihat. Sejumlah dermaga kecil yang dulunya biasa dipakai masyarakat untuk mandi dan mencuci air di danau kini berada di tengah- tengah daratan. Daratan di tepian danau yang semula digenangi air berubah menjadi lumpur yang telah mulai mengering dan ditumbuhi rumput. Air danau menyusut jauh. Kalau ketinggiannya mungkin hanya berkurang beberapa meter saja, tetapi lebar penyusutannya lebih dari 10 meter. Sejak kecil saya tinggal di sini sehingga tahu persis penyusutan air danau. Kejadian seperti ini tidak pernah terjadi sebelumnya, tutur Sulamaian, warga yang tinggal di tepian danau. (AIK/RAY)

sumber: