Acara Coaltrans 15 Berlangsung di Bali selama 3 hari

Sebagaimana tahun sebelumnya, pertemuan tahunan Coaltrans Asia ke 15 juga dilaksanakan di Nusa Dua, Bali.  Acara ini dibuka oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Purnomo Yusgiantoro, Senin (1/6/2009) di Bali International Convention Centre (BICC), Nusa Dua, Bali. Acara ini diikuti sekitar 1400 peserta dari 34 negara. Pada acara pembukaan Menteri ESDM  didampingi oleh  Direktur Jenderal Mineral, Batubara dan Panasbumi (Minerbapabum) Bambang Setiawan, Ketua Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) Bob Kamdanu, Direktur Utama PT PLN (Persero) Fahmi Mochtar dan Managing Director Coaltrans Conference Gerard Strahan. Acara ini sendiri diadakan oleh Coaltrans Conference Ltd yang berpusat di London bekerjasama dengan APBI.

Usai acara pembukaan Menteri ESDM langsung memberikan keynote speech berjudul 'Building Stones For Tomorrow's Indonesian Coal Industry'. Dalam paparan tersebut MESDM menyampaikan semakin pentingnya peran batubara di dalam pembangunan nasional, khsusna di dalam memenuhi kebutuhan batubara dalam negeri termasuk proyek pembangunan tenaga listrik 10.000 MW tahap I dan II. Selain itu juga disampaikan tentang peran UU No 4/2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara di dalam kebijakan batubara nasional,  sebagai pengganti UU No 11/1967 tentang Pokok-pokok Pertambangan.  Dalam sesi tanya jawab yang diberikan, Kebijakan tentang Domestic Market Obligation (DMO) dan harga batubara mendapat perhatian beberapa peserta yang mengajukan pertanyaan.

Selanjutnya dalam paparan Dirjen Minerbapabum Bambang Setiawan dengan judul 'DMOs, and domestic pricing : Understanding the goverment's strategy dijelaskan secara lebih rinci mekanisme DMO dan harga batubara Indonesia. Kebijakan DMO antara lain diterapkan untuk menjamin pasokan batubara di dalam negeri, sebab adalah sebuah ironi apabila Indonesia kekurangan batubara, karena sebagaian besar batubaranya di ekspor ke luar negeri. Saat ini tercatat 70% dari produksi nasional adalah untuk tujuan ekspor sedangkan untuk kebutuhanbatubara dalam negeri hanya sekitar 30% saja.  Adapun kebijakan harga batubara yang saat ini masih dalam penggodokan pada intinya untuk menciptakan transparansi, kestabilan dan keadilan di dalam bisnis batubara sehingga nantinya bisnis batubar baik untuk kespor maupun domestik akan sama menariknya. Mekanisme penetapan harga patokan batubara (HPB) tersebut menggunakan 4 acuan indeks harga batubara yaitu: ICI, NEI (dulu Barlow Jonker), Global Coal dan Platts. Serta akan dilahirkan price marker  di dalam bisnis batubara, yang ditentukan berdasarkan kualitas batubara yang paling banyak digunakan di Indonesia.

Konferensi Coaltrans Asia ke 15 akan berlangsung hingga tanggal 3 Juni 2009.  Sejumlah tema dipilih dalam sesi-sesi pertemuan Coaltrans Asia ke 15 ini. Pada hari ke dua misalnya membahas tema 'Markets Factor dengan dua sesi yaitu Producers Panel dan End user strategis'.  Sedang pada hari ketiga lebih banyak membahas industri penunjang. Antara lain mengenai Shipping and logistics, Coal minning investment opportunities, Logistics & infrastructure, Coking coal. Usai paparan dilanjutkan dengan diskusi. Adapung pada ujung konferensi diadakan workshop mengenai 'Legal aspect of coal supply contracts'.

(edpraso)

sumber: